Kamis 27 Apr 2023 01:08 WIB

Legislator Beberkan Kontroversi BRIN Sehingga Layak Dievaluasi

BPK diminta memeriksa secara investigatif anggaran BRIN.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto minta pemerintah tidak mencabut kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) crude palm oil (CPO).
Foto: DPR
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto minta pemerintah tidak mencabut kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) crude palm oil (CPO).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR Mulyanto melihat banyaknya kontroversi yang melibatkan pegawai hingga pimpinan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Hal itu seharusnya menjadi bahan pertimbangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mengevaluasi lembaga tersebut.

Jokowi dinilai perlu melihat secara objektif efektivitas kinerja kelembagaan BRIN, terutama pasca-peleburan seluruh lembaga riset kementerian dan non-kementerian dalam satu wadah. Menurut Mulyanto, bila penggabungan tersebut hanya melahirkan kontroversial di tengah masyarakat, sebaiknya Jokowi segera membubarkan lembaga tersebut.  

Baca Juga

"Bukan kali ini saja peneliti BRIN memunculkan kasus kontroversial yang menimbulkan geger di masyarakat, yakni ancaman pembunuhan kepada warga Muhammadiyah oleh APH," ujar Mulyanto saat dihubungi, Rabu (26/4/2023).

Sebelum adanya pernyataan mengancam warga Muhammadiyah dari oknum peneliti BRIN, lembaga tersebut sempat salah memprediksi ihwal badai dahsyat di wilayah Jabodetabek. Prediksi tersebut langsung dibantah oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Adapula persoalan privatisasi Kebun Raya Bogor, kasus penutupan balai riset antariksa Watukosek, Pasuruan yang sempat ditanyakan UNESCO, dan pembubaran LBM Eijkman. Hingga kasus pemecatan secara mendadak para tenaga honorer kapal riset Baruna Jaya.

"Sementara peneliti kekurangan ruang kerja, bahkan rebutan kursi, pimpinan BRIN justru malah berencana membangun ruang tidur untuk Ketua Dewan Pengarahnya," ujar Mulyanto.

Ia meminta Jokowi mengevaluasi kinerja lembaga tersebut. Alih-alih prestasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berita yang muncul dari BRIN dan penelitinya adalah lagi-lagi soal yang mencerminkan kemerosotan kinerja lembaga ini.

"Sehingga menjadi logis kalau akhirnya Komisi VII DPR RI atas masukan dari para begawan Iptek dan masyarakat peneliti dalam Kesimpulan Raker dengan Kepala BRIN meminta BPK untuk memeriksa secara investigatif anggaran BRIN serta minta Presiden Jokowi mencopot Kepala BRIN," ujar Mulyanto.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement