REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman menjenguk tujuh prajurit TNI AD, korban penyerangan kelompok separatis teroris (KST) Papua yang kini dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Rabu (26/4/2023). Mereka diserang di wilayah Mugi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, beberapa waktu lalu.
Kedatangan Dudung didampingi Wakil KSAD Letjen Agus Subiyanto, dan beberapa pejabat utama Mabesad. Rombongan Dudung mendapatkan penjelasan dari Kepala RSPAD Gatot Soebroto Letjen TNI dr A Budi Sulistya dan Kolonel Ckm Jursal terkait kondisi kesehatan para prajurit tersebut.
"Di mana disampaikan bahwa kondisi Serka Saefullah, Sertu Haerul Ummin, Serda Ridho, Serda Yahya, Pratu Riswandi, Pratu Ainun dan Pratu Rainaldi, saat ini berangsur membaik, pasca perawatan intensif dari tim dokter militer RSPAD," demikian dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Dudung juga berdialog dengan para prajurit terkait kronologis kejadian penyerangan KST Papua terhadap tim yang sedang dalam misi operasi pencarian Pilot Susi Air, Kapten Phillip Mehrtens. Dia pun menyampaikan duka cita yang mendalam atas gugurnya lima prajurit TNI AD dalam peristiwa penyerangan tersebut.
Dudung tidak lupa mendoakan para prajurit yang masih dalam perawatan agar dapat segera pulih dan sehat kembali. Adapun lima prajurit yang meninggal dalam insiden tersebut, yakni Pratu Miftahul Arifin, Pratu Ibrahim, Pratu Kurniawan, Prada Sukra, dan Pratu F.
Mereka tergabung dalam 36 prajurit yang bertugas menyisir wilayah Mugi-Mam, Nduga, Papua untuk mencari keberadaan Phillip yang disandera oleh KST Papua pada Sabtu (15/4/2023). Usai insiden itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono meningkatkan status siaga tempur di beberapa wilayah di Papua yang dinilai rawan terjadi serangan KST.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksamana Muda Julius Widjojono mengatakan, sebagian prajurit yang selamat dan tergabung dalam satgas tersebut kini masih berada di daerah operasi. Dia menyebut, para personel itu tengah menunggu jadwal rotasi penugasan.
"Sesuai jadwal akan dirotasi dengan yang (prajurit) baru," kata Julius saat dikonfirmasi Republika. Meski begitu, Julius belum menjelaskan lebih rinci mengenai jadwal rotasi prajurit tersebut.