Kamis 27 Apr 2023 14:33 WIB

Gubernur Sumbar Minta Pemkab Antisipasi Ancaman Kekeringan

Selama enam bulan ke depan ada kawasan di Sumbar yang curah hujannya sangat rendah.

Red: Gita Amanda
Ilustrasi kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi, meminta pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat untuk mengambil langkah antisipasi menghadapi cuaca panas dan kekeringan yang diperkirakan akan terjadi selama enam bulan ke depan.

"Kami sudah bertemu dengan BMKG. Beberapa hal yang perlu disikapi yakni cuaca panas dan musim kering. Kemungkinan Mei sampai enam tujuh bulan ke depan. Kita harus siapkan antisipasi," katanya di Padang, Kamis (27/4/2023).

Mahyeldi mengungkapkan selama enam bulan ke depan ada kawasan-kawasan di Sumbar yang curah hujannya sangat rendah dan suhu atau cuacanya sangat panas.

Untuk mengantisipasi kondisi ini Mahyeldi telah memberikan arahan kepada Kepala Dinas Kehutanan Sumbar segera mengaktifkan tim pengendalian kebakaran lahan dan hutan (karlhutla) dan melakukan koordinasi dengan BMKG sehingga dapat mengetahui spot yang perlu diantisipasi agar tidak terjadi karhutla.

Selain ituMahyeldi juga sudah memberikan arahan kepada Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar untuk mendorong masyarakat segera memulai melakukan penanaman padi.

"Saat berkunjung ke Sijunjung, masyarakat di sana sudah mulai Bakaua Adat pascapanen. Karena itu diminta bulan April dan Mei sudah mulai lakukan penanaman. Petakan kawasannya sehingga Juli sudah panen," katanya.

Dengan melakukan penanaman padi, maka bila ada kawasan yang mengalami kekeringan, menjelang itu bisa dilakukan panen. "Ini upaya jaminan untuk ketersediaan pangan bisa disuplai untuk mengantisipasi daerah-daerah yang mengalami cuaca panas dan kekeringan. Dinas terkait juga harus koordinasi dengan Bulog untuk antisipasi ketersediaan pangan," katanya.

Sebelumnya BMKG merilis hampir sebagian besar negara-negara di Asia Selatan masih terdampak gelombang panas atau heatwave. Badan Meteorologi di negara-negara Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand, dan Laos, telah melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40 derajat Celsius yang telah berlangsung beberapa hari belakangan dengan rekor-rekor baru suhu maksimum di wilayahnya.

Suhu panas bulan April di wilayah Asia secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari, namun lonjakan panas di wilayah sub-kontinen Asia Selatan, kawasan Indochina, dan Asia Timur, pada tahun 2023 ini termasuk yang paling signifikan lonjakannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement