Kamis 27 Apr 2023 16:27 WIB

Perkembangan Merapi: Aktivitas Vulkanik Masih Cukup Tinggi

Merapi mengeluarkan guguran lava sebanyak 127 kali.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Luncuran awan panas guguran (APG) Gunung Merapi terlihat dari Tunggularum, Sleman, Yogyakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Luncuran awan panas guguran (APG) Gunung Merapi terlihat dari Tunggularum, Sleman, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut bahwa aktivitas Gunung Merapi masih cukup tinggi, yakni berupa aktivitas erupsi efusif. Hingga saat ini, status Merapi masih siaga atau level 3.

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso mengatakan, Merapi mengeluarkan guguran lava sebanyak 127 kali berdasarkan pengamatan dari 14-20 April 2023. Guguran lava ini mengarah ke arah barat daya, yakni ke hulu Kali Bebeng dan Kali Boyong dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.

"Suara guguran terdengar satu kali dari Pos (Pengamatan Merapi) Babadan dengan intensitas sedang," kata Agus, Kamis (27/4/2023).

Tidak hanya itu, untuk intensitas kegempaan juga masih tinggi. Setidaknya, pihaknya mencatat kegempaan Merapi sebanyak satu kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 10 kali gempa Fase Banyak (MP), satu kali gempa Frekuensi Rendah (LF), 677 kali gempa Guguran (RF), dan 12 kali gempa Tektonik (TT).

"Kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu, namun intensitas gempa guguran masih cukup tinggi," ujar Agus.

Terkait dengan deformasi Merapi, BPPTKG menyebut menunjukkan pemendekan jarak tunjam sebesar 0,02 sentimeter per hari berdasarkan pemantauan yang dilakukan menggunakan Electronic Distance Measurement (EDM).

Melalui hasil pengamatan yang dilakukan dalam sepekan tersebut, BPPTKG menyimpulkan bahwa potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya. Yakni meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.

Pada sektor tenggara, potensi bahaya guguran lava dan awan panas dapat meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer, dan Sungai Gendol sejauh lima kilometer. "Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," jelasnya.

Sementara itu, dalam sepekan pengamatan ini juga terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi. Meski begitu, Agus menuturkan tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar dingin dari sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

"Pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 31 milimeter per jam selama lima menit di Pos Kaliurang pada tanggal 20 April 2023," kata Agus.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement