Kamis 27 Apr 2023 21:01 WIB

Menag Yaqut Tegaskan tak Terpikir Ikut Kontestasi Pilpres 2024

Sebelumnya, GMPI menilai Yaqut cocok menjadi cawapres Ganjar.

Red: Andri Saubani
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. GMPI menilai Yaqut cocok menjadi cawapres Ganjar. (ilustrasi)
Foto: Tangkapan Layar/Kemeneterian Agama
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. GMPI menilai Yaqut cocok menjadi cawapres Ganjar. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menegaskan, bahwa dirinya tak terpikir untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Meskipun, muncul sejumlah dukungan bahwa dia cocok menjadi pendamping Ganjar Pranowo.

"Sampai detik ini yang ada dalam benak saya adalah bagaimana mengemban amanah yang diberikan oleh Bapak Presiden Jokowi sebagai Menteri Agama dengan sebaik-baiknya. Sebagai pembantu Beliau, saya hanya tegak lurus kepada Presiden Jokowi. Tidak pernah memikirkan cawapres atau target politik lainnya," ujar Yaqut, lewat keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (27/4/2023).

Baca Juga

Sebelumnya, Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) menilai sosok Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mempunyai peluang besar menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Ganjar Pranowo. Yaqut menyatakan sebagai bentuk komitmennya untuk totalitas membantu Presiden Jokowi hingga akhir masa jabatan, ia bahkan tidak mendaftar sebagai calon anggota legislatif (caleg) pada Pileg 2024.

Ia mengaku tidak mudah untuk membuat keputusan tersebut. Namun, karena niat ingin mengabdi kepada negara dengan sepenuh hati, pilihan itu dianggapnya sebagai opsi terbaik.

"Saya hanya ingin fokus dan tidak terbagi-bagi. Sejak awal ketika diberi mandat ini oleh Presiden Jokowi pada Desember 2020 saya pribadi sudah berjanji akan totalitas mengemban tugas dari Presiden sebagai Menag sampai akhir," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor ini.

Kendati demikian, ia mengucapkan terima kasih kepada GMPI karena pemberian dukungan kepada tokoh tertentu sebagai hal wajar dan menunjukkan praktik demokrasi yang berjalan baik. Di sisi lain, Yaqut optimistis Pilpres 2024 berlangsung lebih demokratis.

Hal ini disebabkan masyarakat Indonesia sudah semakin dewasa dalam melihat perbedaan pandangan dan pilihan dalam perpolitikan. Dia juga berharap, penggunaan identitas keagamaan untuk kepentingan politik praktis bisa dicegah.

"Ada kepentingan bangsa ini yang lebih penting dan luas untuk terus diperjuangkan bersama, yakni terwujudnya persatuan nasional dan masyarakat yang semakin sejahtera. Maka, sayang sekali jika jalinan yang sudah kokoh ini tercederai oleh kepentingan politik jangka pendek," katanya.

 

photo
elektabilitas bakal cawapres menurut survei. - (infografis Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement