REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Cuaca panas terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Pakar iklim dan bencana Universitas Gadjah Mada (UGM), Emilya Nurjani, pun menjelaskan faktor penyebabnya.
Menurut dia, cuaca panas yang terjadi bukan disebabkan oleh gelombang panas. Dikatakan, gelombang panas (heat wave) merupakan kondisi relatif atau periode cuaca panas yang berkepanjangan terhadap kondisi normal disertai kelembaban tinggi.
"Gelombang panas terjadi di musim panas ketika tekanan tinggi berkembang di suatu wilayah. Sistem tekanan tinggi ini bergerak lambat dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama di suatu wilayah (berhari-hari hingga berminggu-minggu). Berdasarkan definisi tersebut potensi gelombang panas terjadi di wilayah-wilayah subtropis atau wilayah lintang tinggi dengan fenomena jetstream," kata Emilya kepada Republika, Jumat (28/4/2023).
Sedangkan Indonesia merupakan daerah lintang rendah dengan tekanan udara yang rendah pula, sehingga potensi terjadinya gelombang panas cukup rendah. Ia menjelaskan, cuaca panas yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan antara lain posisi matahari berada di lintang utara wilayah Indonesia.