Jumat 28 Apr 2023 14:21 WIB

Kasus AP Hasanuddin Dinilai Akibat Kondisi Internal BRIN

Kasus ancaman pembunuhan AP Hasanuddin dinilai akibat kondisi internal di BRIN.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bilal Ramadhan
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang (AP) Hasanuddin. Kasus ancaman pembunuhan AP Hasanuddin dinilai akibat kondisi internal di BRIN.
Foto: Dok Republika
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang (AP) Hasanuddin. Kasus ancaman pembunuhan AP Hasanuddin dinilai akibat kondisi internal di BRIN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) belakangan menjadi sorotan publik akibat seorang peneliti mengeluarkan ancaman terhadap salah satu kelompok agama di Indonesia. Persoalan tersebut disebut muncul karena persoalan ekosistem riset baru yang belum dapat diwujudkan hingga kini.

“Peneliti seperti mengalami disorientasi sehingga tidak fokus pada bidang risetnya dan cenderung terbawa arus untuk bicara yang bukan kepakarannya,” ujar peneliti utama tata kelola dan konflik pada Pusat Riset Pemerintahan Dalam Negeri (PRPDN) BRIN, Poltak Partogi Nainggolan, kepada Republika, Jumat (28/4/2023).

Baca Juga

Menurut Poltak, peneliti jadi sulit membedakan sumber data yang objektif atau tidak di dalam unggahannya hanya karena ingin cepat berpendapat dan dinilai well-informed. Dia menilai, persoalan juga dapat terjadi akibat upaya peleburan 11 ribu lebih peneliti dari seluruh institusi kementerian dan lembaga lintas disiplin dan kepakaran.

“Dengan leadership dan management yang tidak cakap, termasuk urusan personel, akan menimbulkan permasalahan-permasalahan baru,” kata dia menjelaskan.