Jumat 28 Apr 2023 17:51 WIB

Ahli Kedokteran Unpad Kaji Upaya Turunkan Prevalensi Rokok di Indonesia

Jumlah perokok konvensional di Indonesia masih tinggi, yaitu sekitar 57 juta orang.

Red: Erik Purnama Putra
Peneliti Fakultas Kedokteran (FK) Unpad, Dr Ronny Lesmana.
Foto: Tangkapan layar
Peneliti Fakultas Kedokteran (FK) Unpad, Dr Ronny Lesmana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ahli kesehatan berupaya untuk menurunkan prevalensi perokok di Indonesia dengan beragam cara. Untuk mewujudkan misi tersebut, beberapa peneliti dari Universitas Padjadjaran (Unpad) yang menjadi mitra Center of Excellence for the Acceleration of Harm Reduction (CoEHAR) menggelar webinar bersama dengan para pakar pengurangan risiko dari berbagai negara.

Peneliti Fakultas Kedokteran (FK) Unpad, Dr Ronny Lesmana menyampaikan, rokok yang menggunakan proses pembakaran menghasilkan berbagai zat berbahaya. Di antaranya, zat kadmium, radioaktif, polonioum, dan alkaloid. Dalam penelitiannya, Ronny menemukan, beta karoten yang banyak tersedia di Indonesia khususnya di dalam sayuran seperti wortel dapat mengurangi dampak pembengkakan yang diakibatkan dari konsumsi rokok.

"Kandungan antioksidan di dalam beta karoten memiliki potensi untuk mengurangi pembengkakan khususnya yang terjadi di berbagai penyakit kardiovaskular," jelas Ronny di acara yang didukung Foundation for a Smoke Free World, Smile Study, dan Replica 2.0 yang diikuti 200 peserta dari seluruh dunia, dalam siaran di Jakarta, Jumat (28/4/2023).

Peneliti FK Gigi Unpad, drg Amaliya menyampaikan, jumlah perokok konvensional di Indonesia masih tinggi, yaitu sekitar 57 juta orang. Hal itu membuat para ahli kesehatan berupaya untuk melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mengurangi risiko yang dihasilkan dari penggunaan rokok konvensional.