REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota (DLHK3) Banda Aceh mencatat produksi sampah oleh masyarakat setempat mencapai 652,98 ton selama libur hari raya Idul Fitri 1444 Hijriah. "Kalau selama lebaran iya mencapai 652,98 ton karena banyak sampah dagangan juga," kata Kepala DLHK3 Banda Aceh Hamdani Basyah, di Banda Aceh, Jumat (28/4/2023).
Berdasarkan data DLHK3 Banda Aceh, 652,98 ton sampah tersebut terhitung sejak lebaran pertama, Sabtu (22/4/2023) sebanyak 44,49 ton, kemudian pada hari kedua 46,47 ton. Selanjutnya, lebaran ketiga pada 24 April 40,94 ton. Kemudian terjadi kenaikan pada 25 April sebanyak 261,68 ton dan terakhir pada Rabu 26 April mencapai 259,40 ton.
Hamdani menyampaikan, sampah yang dikumpulkan petugas kebersihan tersebut tidak semuanya dibuang, tetapi juga banyak yang diolah kembali atau masuk ke bank sampah pada setiap kelompok di desa-desa.
"Sampah tidak semuanya dibuang ke TPA (tempat pemrosesan akhir), tetapi juga ada yang masuk pengolahan, bank sampah di gampong-gampong (desa), dan juga proses pengurungan," ujarnya.
Hamdani menyampaikan, produksi sampah juga tinggi saat bulan Ramadhan lalu mencapai 240 sampai 300 ton lebih per harinya. Kemudian, tertinggi adalah ampas tebu hingga batok kelapa.
"Kalau selama puasa sampah komersil pedagang paling banyak seperti ampas tebu, batok kepala itu 60 sampai 70 ton per hari, karena banyak pedagang musiman juga," katanya.
Ia menambahkan, selama lebaran Idul Fitri petugas kebersihan di Banda Aceh tetap bekerja seperti biasanya, hanya saja dengan sistem shift. "Bekerja seperti biasa, hanya pakai sistem shift per harinya, dan di hari kelima lebaran sudah full semua bertugas," kata Hamdani.