Jumat 28 Apr 2023 21:53 WIB

Indonesia Prioritaskan Keamanan Pangan pada Kerja Sama ASEAN-China

Nilai perdagangan ASEAN-China pada 2022 telah mencapai 975 miliar dolar AS.

Petani merontokkan padi di lahan persawahan di Cisaranten Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (16/3/2023). Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) secara resmi menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) di tingkat petani menjadi Rp5.000 per kilogram dari HPP semula Rp4.200 per kilogram.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petani merontokkan padi di lahan persawahan di Cisaranten Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (16/3/2023). Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) secara resmi menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) di tingkat petani menjadi Rp5.000 per kilogram dari HPP semula Rp4.200 per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Indonesia menjadikan keamanan pangan sebagai salah satu isu prioritas pada Tahun Kerja Sama Pertanian dan Ketahanan Pangan ASEAN-China yang dicanangkan di Beijing, Selasa (25/4).

"Sebagai Ketua ASEAN Tahun ini, Indonesia memandang keamanan pangan sebagai salah satu isu prioritas," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun di Beijing, Jumat (28/4/2023).

Mantan direktur jenderal ASEAN Kementerian Luar Negeri RI itu berkesempatan memberikan sambutan pada acara pencanangan Tahun Kerja Sama Pertanian dan Ketahanan Pangan ASEAN-China.

"Kami menggarisbawahi pentingnya stabilitas rantai pasokan dan akses pangan di tengah kondisi global saat ini," kata Dubes.

Perdana Menteri China Li Qiang turut memberikan sambutan pada acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan China (MARA).

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Perdana Menteri Liu Guozhong, PM Li menyampaikan komitmen pemerintahannya untuk bekerja sama dengan ASEAN. Hal tersebut guna memperkuat kemitraan komprehensif strategis, khususnya di bidang pertanian dan ketahanan pangan.

Menurut dia, program tersebut sebagai titik permulaan penguatan kerja sama, koordinasi, dan komunikasi antara ASEAN dan China. Khususnya dalam meningkatan akses pasar produk pertanian dan pertukaran informasi dan membangun kapasitas teknologi tinggi pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan dua miliar jiwa masyarakat ASEAN dan China.

Pada KTT ASEAN-China bulan November 2022, negara-negara anggota ASEAN dan China bersepakat menetapkan tahun 2023 sebagai Tahun Kerja Sama Pertanian dan Ketahanan Pangan ASEAN-China. Program itu bagian dari implementasi Kesepakatan Bersama ASEAN-China untuk Kerja Sama Keamanan Pangan.

Nilai perdagangan ASEAN-China pada 2022 telah mencapai 975 miliar dolar AS, khusus untuk produk pertanian mencapai 61 miliar dolar AS. Kedua belah pihak akan bekerja sama dalam sektor pertanian hijau, digitalisasi pertanian dan pembukaan akses pasar.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement