Ahad 30 Apr 2023 04:00 WIB

Tafsir Al Baqarah 223: Keindahan Bahasa Alquran tentang Hubungan Suami Istri

Alquran menggunakan metafora dalam menjelaskan hubungan suami istri.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Hubungan Suami Istri. Tafsir Al Baqarah 223: Keindahan Bahasa Alquran tentang Hubungan Suami Istri
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Hubungan Suami Istri. Tafsir Al Baqarah 223: Keindahan Bahasa Alquran tentang Hubungan Suami Istri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Surat Al Baqarah ayat 223 memaparkan tentang hubungan intim antara suami dan istri. Pemaparan ini menjadi indah dari sisi stilistika karena menggunakan metafora dalam menjelaskan sesuatu bagi kalangan tertentu, yang dalam hal ini ialah mereka yang telah berkeluarga.

Allah SWT berfirman, "Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dan dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman." (QS Al Baqarah ayat 223)

Ulama tafsir Siddiq Hasan Khan Al Qonuji dalam kitab tafsirnya, Fathul Bayan fii Maqasid Al Qur'an, menjelaskan ladang atau harts tidak mengacu kepada apapun kecuali pada kemaluan perempuan. Sebab, itu adalah tempat untuk menanam benih yang dalam hal ini adalah anak.

Dari rahim perempuan, setelah melewati proses pembuahan dengan mani suaminya, lahirlah keturunan ke muka bumi.

Klausa "...maka datangilah ladangmu itu", menunjukkan bahwa kelamin perempuan dimetaforakan dengan dengan ladang. Sedangkan mani diumpamakan dengan benih. Dan anak ibarat tanaman.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement