REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Prof Muhadjir Effendy, menyatakan, dirinya yang diusung sebagai salah satu calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Ganjar Pranowo pada Pemilu 2024, hanya sebagai bunga-bunga demokrasi.
"Kemunculan nama saya kan hanya sebagai bunga-bunga demokrasi. Masih banyak calon atau figur lain yang sangat mumpuni sebagai cawapres," kata Muhadjir menanggapi pertanyaan wartawan di sela halal bihalal keluarga besar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (29/4/2023).
Eks rektor UMM itu mengatakan, nama cawapres yang disodorkan partai politik (parpol) untuk mendampingi capres sudah melalui proses yang panjang. Nama-nama cawapres yang disebut juga tidak hanya dirinya, tapi puluhan figur. "Ya kita lihat perkembangannya," ucap Muhadjir.
Oleh karena itu, kata Muhadjir, masalah namanya yang disebut pengamat layak menjadi cawapres maka hal itu diserahkan kepada partai yang mengusung capres. "Tanyakan yang mencalonkan saya. Saya melihat, kemunculan nama saya sebagai cawapres hanya sekadar bunga-bunga demokrasi," kata eks mendikbud itu.
Namun demikian, Muhadjir berharap, proses demokrasi di Tanah Air berjalan dengan baik dan terpilih pimpinan negara yang memiliki komitmen kuat untuk menyejahterakan rakyat, menegakkan hukum dan memajukan demokrasi. "Saya rasa itu yang penting. Siapapun itu kita dukung semuanya," ucap Muhadjir.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin menilai Muhadjir cocok menjadi calon wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo.