Ahad 30 Apr 2023 11:13 WIB

Survei Pemilih Kritis SMRC: Ganjar Pranowo Ungguli Prabowo dan Anies Baswedan

Suara Ganjar naik drastis setelah PDIP mengumumkan pencalonannya sebagai capres.

Tangkapan layar Ketua Umum PDIP Megawati memberikan peci hitam kepada Ganjar Pranowo sebagai simbol deklarasi Capres PDIP di Istana Batu Tulis Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/4/2023).
Foto: Dok Republika
Tangkapan layar Ketua Umum PDIP Megawati memberikan peci hitam kepada Ganjar Pranowo sebagai simbol deklarasi Capres PDIP di Istana Batu Tulis Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo mengungguli dua calon lainnya Prabowo Subianto dan Anies Baswedan dalam survei pada pemilih kritis terakhir periode 25-28 April 2023 yang digelar Saiful Mujani Reserch and Consulting (SMRC). Di survei dalam bentuk pertanyaan terbuka tersebut, Ganjar dipilih 20,8 persen peserta, Prabowo (15,8 persen), dan Anies Baswedan (11,4 persen).

Direktur Riset SMRC, Deni Irvani dalam keterangannya menjelaskan survei tersebut mengindikasikan Ganjar mengalami kenaikan signifikan dari 13 persen pada 4-7 April 2023, baru setelah keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20, menjadi 20,8 persen pada 25-28 April 2023 usai keputusan PDIP mengumumkan pencalonannya.

Sementara suara untuk Prabowo turun dari 18,3% menjadi 15,8%, dan Anies naik dari 10,7 persen menjadi 11,4 persen pada kurun waktu yang sama. Kenaikan Ganjar terjadi dari akumulasi penurunan pada Prabowo, pada pemilih yang belum menentukan pilihan sebelumnya, dan pada pemilih calon-calon lain.  

"Demikian temuan survei terakhir elektabilitas bakal calon presiden yang dilakukan Saiful Mujani Reserach and Consulting (SMRC) pada “pemilih kritis” nasional pada 25-28 April 2023," kata Deni Irvani.

Deni menjelaskan “pemilih kritis” adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon atau cellphone, sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik. Mereka umumnya adalah pemilih  kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan.

"Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen. Karena itu, survei ini tidak mencerminkan populasi pemilih nasional 100 persen.

 

Deni menunjukkan elektabilitas bakal calon presiden ini dalam 3 tahun terakhir cukup dinamis. Pada 2020, Prabowo terlihat paling kuat. Namun pada 2021 sampai akhir 2022, Ganjar menjadi paling kuat dan mulai awal 2023, Prabowo kembali menguat, menggeser posisi nomor dua Anies, sejak Presiden Jokowi secara terbuka mendukung Prabowo.

Puncak dukungan pada Prabowo adalah pascakeputusan FIFA membatalkan pelaksanaan Piala Dunia U20 di Indonesia, di mana Prabowo mendapat dukungan 18,3 persen, dan Ganjar turun signifikan menjadi 13 persen pada 4-7 April 2023 dari 16,2 persen pada Maret 2023.

Setelah itu, Ganjar mulai pulih dan menguat signifikan pasca pengumuman Ganjar sebagai calon presiden oleh PDIP. "Sejak keputusan FIFA hingga pasca pengumuman PDIP, Ganjar mengalami pemulihan berarti dari 13 persen menjadi 20,8 persen, atau naik 7,8 persen," kata dia.

Namun, lanjut Deni, elektabilitas Ganjar dan Prabowo masih seimbang ketika simulasi dilakukan untuk empat calon presiden yang sudah diputuskan partai mereka masing-masing. Prabowo telah diputuskan menjadi capres oleh Gerindra dan mendapatkan dukungan dari PKB. "Cukup memenuhi syarat minimal untuk menjadi calon presiden," kata Deni.

Anies Baswedan telah dicalonkan Nasdem, Demokrat, dan PKS. Juga cukup untuk menjadi calon presiden. Sementara Ganjar dicalonkan empat partai dan lebih dari cukup untuk menjadi calon. Dan terakhir Airlangga Hartarto juga telah ditetapkan oleh partainya, Partai Golkar, untuk menjadi calon.

“Kalau calonnya Airlangga, Anies, Ganjar, dan Prabowo, dalam survei terakhir para pemilih kritis, Ganjar dipilih oleh 30,4 persen, Prabowo 29,5 persen, Anies 19,8 persen, dan Airlangga 2,9%. Sisanya belum menentukan pilihan. Ini mengindikasikan bahwa Ganjar dan Prabowo bersaing ketat di kalangan pemilih kritis sekarang ini,” kata Deni.

 

Prabowo terlihat lebih bisa menyerap pemilih kritis yang sebelum empat nama itu memilih nama-nama lain. “Ini bisa terjadi karena Prabowo sudah dikenal hampir oleh semua pemilih (95 persen) sementara Ganjar masih lebih rendah kedikenalannya di kalangan pemilih ini (86 persen),” ucap Deni.

Survei nasional pemilih kritis ini dilakukan pada pemilik cellphone sebagai indikator pemilih kritis. Sampel survei ini dipilih melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1.021 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, divalidasi, dan diskrining. Validasi dan skrining dilakukan untuk memastikan pemilik nomor telpon terpilih adalah warga negara Indonesia dan telah memiliki hak pilih (berumur 17 tahun plus atau sudah menikah).

Margin of error survei diperkirakan ±3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement