REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tiga orang sumber mengatakan Amerika Serikat (AS) menyita kapal tanker minyak Iran untuk menegakan sanksinya ke Iran. Satu hari kemudian perusahaan keamanan maritim Ambrey mengatakan Iran menyita kapal tanker sebagai bentuk balasan.
Di tengah kegelisahan pasar minyak, penyitaan kargo merupakan ketegangan terbaru antara Washington dan Teheran setelah sanksi bertahun-tahun AS untuk menekan program nuklir Iran. Teheran tidak mengakui sanksi tersebut, dan ekspor minyaknya sedang naik.
Teheran mengatakan, program nuklirnya untuk tujuan sipil sementara Washington menduga Iran ingin mengembangkan bom nuklir. Ambrey mengatakan, AS menyita kapal tanker Iran setidaknya lima hari sebelum Iran menyita kapal tanker lainnya.
"Ambrey menilai penyitaan yang dilakukan Angkatan Laut Iran merupakan respon atas aksi AS," kata perusahaan itu dalam saran pada kliennya, Sabtu (29/4/2023). Kedua tanker itu berukuran Suezmas. Sebelumnya Iran membalas penyitaan kapal kargo minyak Iran.
Tiga orang sumber yang menolak disebutkan namanya mengatakan Washington menyita sebuah kargo minyak di atas kapal tanker Suez Rajan yang berbendera Kepulauan Marshall, setelah mendapatkan perintah pengadilan.
Data pelacak kapal menunjukkan kapal tanker itu terakhir dilaporkan berada di selatan benua Afrika pada 22 April lalu. Pengelola kapal yang berbasis di Yunani, Empire Navigation dan Departemen Kehakiman AS belum menanggapi permintaan komentar.
Angkatan Laut AS mengatakan Iran menyita kapal tanker Kepulauan Marshall di Teluk Oman pada Kamis (27/4/2023).
Pada Jumat (28/4/2023) stasiun televisi Iran mengatakan kapal tanker itu mengabaikan perintah lewat radio selama delapan jam setelah bertabrakan dengan sebuah kapal Iran yang menyebabkan beberapa awak kapal terluka dan tiga orang hilang.
"Sebelum menggunakan kekuatan, kami mencoba menghubungi kapal, untuk menghentikannya tapi mereka tidak kooperatif," kata deputi komandan angkatan laut Laksamana Muda Mostafa Tajodini di stasiun televisi Iran.
Tahun lalu, AS mencoba menyita kargo minyak Iran di dekat Yunani. Iran membalasnya dengan menyita dua kapal tanker Yunani di Teluk. Mahkamah Agung Yunani memerintahkan agar kargo itu dikembalikan ke Iran. Dua pekan kemudian dua kapal tanker Yunani dibebaskan.
Dalam langkah yang mungkin akan memperburuk situasi, 12 senator AS mendesak Presiden Joe Biden untuk menghapus kebijakan Departemen Keuangan yang mencegah Departemen Keamanan Dalam Negeri menyita kapal Iran lebih dari satu tahun.
Pada 2020, Washington menyita empat kargo berisi bensin Iran di kapal-kapal asing yang menuju Venezuela. Dengan bantuan pihak asing yang dirahasiakan, kargo-kargo itu seharusnya dipindahkan ke dua kapal lainnya dan kemudian dikirim ke AS.