Senin 01 May 2023 06:36 WIB

Kata Cendekiawan Turki, Dunia Seperti Kuburan Sempit

Dunia yang dianggap luas ternyata lebih sempit dari kubur.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Kata Cendekiawan Turki, Dunia Seperti Kuburan Sempit. Foto:  Kuburan (ilustrasi)
Foto: ksacc.com
Kata Cendekiawan Turki, Dunia Seperti Kuburan Sempit. Foto: Kuburan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Cendikiawan dan pembaharu Islam asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi (1877-1960) mengingatkan kepada para penyembah dunia. Menurut dia, dunia yang dianggap luas oleh mereka sebenarnya hanya seperti kuburan yang sempit.

"Wahai penyembah dunia! Dunia yang engkau anggap luas dan lapang sebetulnya hanyalah seperti kuburan yang sempit," kata Nursi dikutip dari buku Al-Lama'at terbitan Risalah Nur halaman 260. 

Baca Juga

Hanya saja, lanjut Nursi, dinding-dinding kuburan tersebut terbuat dari cermin yang bisa memantulkan berbagai gambar, sehingga mereka melihatnya luas dan lapang sejauh mata memandang. Demikian pula dengan tempat yang mereka diami sekarang, tak ubahnya seperti kuburan. 

Namun, kata dia, mereka melihatnya seolah-olah luas seperti sebuah kota yang besar. Sebab, dinding kanan dan kiri dunia tersebut yang mencerminkan masa lalu dan mendatang seolah-olah seperti cermin yang memantulkan berbagai gambar. Hal itu membuat sisi-sisi zaman sekarang ini tampak luas padahal sebetulnya sangat singkat dan sempit. Akhirnya bercampurlah antara hakikat dan khayalan.

"Engkau melihat dunia yang sebetulnya tiada menjadi ada. Sebuah garis lurus yang sebetulnya sangat tipis, kalau digerakkan sedikit saja akan tampak luas menyerupai sebuah permukaan yang besar," jelas Nursi.

Demikian pula dengan dunia mereka tempati. Sebetulnya, kata dia, dunia sangat sempit, namun dinding-dindingnya menjadi luas dan lebar akibat kealpaan dan sangkaan khayal mereka. Baru ketika kepala mereka bergerak karena sebuah musibah, ia akan membentur dinding yang mereka anggap jauh tadi. Ia akan menghapus semua khayalan mereka itu sekaligus membangunkan mereka dari tidur panjang. 

"Ketika itu, engkau akan mengetahui bahwa dunia yang kau anggap luas ternyata lebih sempit dari kubur. Putaran masa dan umurmu ternyata berlalu lebih cepat daripada kilat. Serta, hidupmu mengalir lebih cepat ketimbang air sungai," ucap Nursi.

Karena kehidupan dunia, materi, dan hewani berlangsung demikian, lanjut Nursi, maka keluarlah dari kehidupan hewani, tinggalkanlah alam materi, serta masuklah ke dalam kehidupan kalbu. Di situlah kita akan mendapatkan kehidupan yang lebih lapang, dan alam cahaya yang lebih luas daripada dunia yang dianggap luas tadi.

"Kunci untuk memasuki alam yang lapang itu adalah mengenal Allah, membunyikan lisan, menggerakkan kalbu, serta menyibukkan jiwa dengan makna dan rahasia kalimat suci la ilaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah)," tutupnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement