Senin 01 May 2023 07:18 WIB

CIPS Ingatkan Cuaca Panas Berpotensi Ancam Ketahanan Pangan

Dalam beberapa dekade, kelangkaan air dapat mempengaruhi dua pertiga populasi dunia.

Red: Lida Puspaningtyas
Beberapa hasil studi mengungkapkan, dampak perubahan iklim pada sektor pertanian yang tidak melakukan adaptasi akan meningkatkan kebutuhan air hingga 40 persen.
Foto: dok Kementan
Beberapa hasil studi mengungkapkan, dampak perubahan iklim pada sektor pertanian yang tidak melakukan adaptasi akan meningkatkan kebutuhan air hingga 40 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Mukhammad Faisol Amir mengingatkan cuaca panas di Indonesia berpotensi mengancam ketahanan pangan dan sektor pertanian.

Pasalnya, salah satu dampak perubahan akibat naiknya suhu bumi yang dapat dirasakan langsung oleh petani, yaitu berkurangnya suplai air dan ancaman kekeringan. Padahal, sumber air yang memadai dan didukung infrastruktur yang baik sangat menentukan produksi pertanian.

Baca Juga

"Ketersediaan air sangat penting untuk hasil pertanian dan memastikan keamanan pasokan makanan kita. Oleh karena itu, air harus memiliki kualitas dan kuantitas yang cukup," kata Faisol dalam keterangan resmi di Jakarta, Ahad (30/4/2023).

Ia menyebutkan sektor pertanian menyerap sekitar 70 persen dari semua sumber daya air tawar, sehingga menjadikannya penyebab sekaligus bisa menjadi korban dari kelangkaan air. Tingkat konsumsi ini, jika tidak dikendalikan, akan merusak ekosistem dan menghabiskan persediaan air untuk penggunaan lain.