REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengeklaim penyelenggaraan peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 1 Mei 2023 berjalan kondusif. Ida berharap situasi seperti ini terus terjaga dalam hubungan antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah.
Hal tersebut disampaikan Ida dalam peringatan May Day di markas PT Panasonic Manafacturing Indonesia pada Senin (1/5/2023). Ida memantau pergerakan buruh yang merayakan Mayday se-Indonesia.
"Saya pantau dari radio memang ada macet karena May Day, tapi May Day berjalan kondusif. Saya ucapakan selamat bagi serikat yang menjalankan May Day dengan penuh khidmat," kata Ida dalam kegiatan tersebut.
Ida menyampaikan peringatan Mayday memang perlu diselanggarakan sebagai sarana meningkatkan rasa persaudaraan dan kebersamaan dari unsur pemerintah, pekerja, serta pengusaha. Ida berharap semangat kebersamaan pada May Day hari ini dapat bertahan sepanjang tahun.
"Sama seperti peringatan tahun lalu dalam suasana Idul Fitri mudah-mudahan susana itu semangati 11 bulan yang lain jadi semangat kebersamaan terus ya. Rasanya indah kalau bisa ambil spirit Idul Fitri untuk hadapi tantangan ketenagakerjaan," ujar Ida.
Ida juga menyebut total buruh yang menjadi anggota serikat pekerja di angka 4,2 juta orang. Ida mensinyalir jumlah keanggotaan serikat pekerja masih rendah ketimbang jumlah buruh di Tanah Air.
"Artinya masih banyak pekerja yang belum bergabung," ujar Ida.
Selain itu, Ida berpesan agar para anggota serikat buruh dikelola dengan baik oleh organisasi buruh agar bisa mencapai kesejahteraan. "Saya berharap dengan jumlah keanggotan tersebut diiringi kemampuan manajerial yang memadai dan konstruktif demi kemajuan bangsa," ucap Ida.
Diketahui, dalam kegiataan Mayday tersebut dihadiri owner PT Panasonic Indonesia sekaligus Wakil Ketua DPR Rahmat Gobel, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani, dan beberapa perwakilan organisasi buruh.