REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, ingin Solo menjadi pusat tari dunia seiring dengan berbagai kegiatan tahunan yang tidak lepas dari budaya lokal. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, Aryo Widyandoko di Solo, Senin (1/5/2023), mengatakan, dengan Solo menjadi pusat tari Indonesia, bahkan dunia maka bisa meningkatkan ekonomi lokal.
Seperti pada Solo Menari yang terselenggara pada Sabtu (29/4/2023), tidak sedikit penari datang dari luar kota. Kedatangan mereka paling tidak memberikan dampak baik bagi sektor perhotelan.
"Pada saat Solo Menari, kami dapat informasi ada sekitar 400 penari dari luar kota yang datang ke Solo. Rata-rata mereka menginap di sini dua malam," katanya.
Ia mengatakan, belum lagi dari sisi penonton yang dibawa oleh masing-masing penari karena ingin melihat penampilan mereka secara langsung. "Jelas ini berdampak pada kunjungan," katanya.
Sementara itu, ia juga menyambut baik dimasukkannya Solo Menari 2023 sebagai bagian dari Kharisma Event Nusantara oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. "Minimal ini jadi perhatian bagi kementerian. Efeknya bagi ekonomi jelas, Solo Menari terpromosikan di tingkat pusat. Ke depan banyak penari yang datang ke Solo," katanya.
Sebelumnya, sebanyak 700 penari terlibat dalam pergelaran Solo Menari 2023. Sutradara Solo Menari Bobby Ari Setiawan mengatakan pada pergelaran tersebut para penari tampil di depan Pasar Triwindu dan Pasar Gede. Selain itu, ada pula penampilan para penari di Kampung Batik Kauman, Mal Solo Paragon, dan Balai Kota Surakarta.
"Konsepnya membaca ruang, bagaimana pertunjukan itu tidak terbatas dan Solo punya potensi lain untuk menjadi ruang terbuka pertunjukan tari," katanya.