Selasa 02 May 2023 06:45 WIB

Hanura Pastikan Nama yang Diserahkan Wiranto ke PPP dan Gerindra bukan Kader

Hanura menegaskan seluruh kader solid untuk menghadapi Pemilu 2024.

Wakil Ketua Umum (Waketum) Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPP Partai Hanura, Benny Rhamdani saat konferensi pers di Kantor DPP Hanura, City Tower, Jakarta Pusat, Senin (16/12). Munas Ketiga Hanura akan digelar pada 17-19 Desember 2019 di Hotel Sultan, Jakarta.
Foto: Republika/Febryan.A
Wakil Ketua Umum (Waketum) Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPP Partai Hanura, Benny Rhamdani saat konferensi pers di Kantor DPP Hanura, City Tower, Jakarta Pusat, Senin (16/12). Munas Ketiga Hanura akan digelar pada 17-19 Desember 2019 di Hotel Sultan, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua Umum (Waketum) Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPP Partai Hanura, Benny Rhamdani mengatakan penyerahan nama kader Hanura ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang dilakukan mantan ketua umum Hanura Wiranto hanya sekadar klaim. Ia menegaskan, kader Hanura adalah sosok yang telah mengantongi Kartu Tanda Anggota (KTA) yang ditandatangani Ketua Umum Oesman Sapta Odang (OSO).

"Kami nggak tahu siapa yang disodorkan Wiranto ke PPP dan Partai Gerindra. Kalau mereka disebut sebagai kader Partai Hanura, apakah mereka mengantongi Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Hanura yang ditandatangai Pak OSO (Ketua Umum Partai Hanura)," ujar Benny dalam keterangan, Senin (1/5/2023).

Baca Juga

Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) ini menegaskan, kader Partai Hanura adalah orang yang mengantongi KTA atau menjadi pengurus di bawah kepemimpinan Ketua Umum OSO. Ia memastikan 'jualan' Wiranto ke PPP dan Partai Gerindra hanya pepesan kosong. Menurutnya, seluruh pengurus dan kader Partai Hanura solid di bawah kepemimpinan Oesman Sapta Odang.

"Saya pastikan, tidak ada kader Partai Hanura yang 'lompat' ke partai lain. Apa yang dilakukan Wiranto, nggak ada pengaruhnya terhadap Hanura, karena seluruh pengurus dan kader partai dari tingkat pusat sampai daerah solid untuk menghadapi Pemilu 2024," tegas dia.

Benny menilai, langkah politik Wiranto bertujuan untuk mengganggu dan merusak soliditas Partai Hanura, jelang kontestasi demokrasi Tahun 2024. Namun, kata dia, langkah tersebut tak akan berdampak, karena seluruh kader Partai Hanura telah memahami kualitas dan rekam jejak Wiranto.

"Yang dilakukan Wiranto motif cari panggung (politik) jelang pemilu, dan hiburan di hari tua," tutur Benny.

Menurut Benny, sosok Ketua Dewan Pertimbangan (Wantimpres) Wiranto yang menyerahkan kadernya ke parpol lain sebagai bentuk menunjukkan aibnya sendiri. Benny menilai, jika Wiranto adalah tokoh besar dan memiliki kader sebagaimana dia klaim, seharusnya ia yang didatangi elite parpol untuk diminta pertimbangan tentang orang yang kompeten untuk dilamar jadi calon legislatif.

"Bukan dia yang mendatangi partai-partai dan menyerahkan anak buahnya. Kayak ngasih bungkus kacang aja," ujar Benny.

Sebelumnya, Wiranto mengaku menyerahkan nama-nama kepada PPP untuk dimajukan sebagai kandidat calon legislatif di Pemilu 2024. Wiranto mengaku menyerahkan lebih dari 100 nama ke PPP untuk ikut berjuang dalam politik. Selain ke PPP, Wiranto juga menyerahkan sebagian kadernya yang dianggap nasionalis ke Gerindra.

"Ternyata memang yang cenderung basic nasionalism memilih Gerindra. Teman-teman yang lebih banyak bernafaskan agamis, Islam, saya serahkan untuk bisa berkiprah di PPP. Tadi siang saya serahkan ke Pak Mardiono," ujar Wiranto.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement