REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap Nabi dan Rasul yang ditunjuk oleh Allah SWT memiliki peran yang penting di masyarakat. Mereka merupakan orang pilihan yang menyampaikan dakwah dan pesan dari Allah SWT agar setiap manusia berada di jalan yang lurus.
Meski memiliki tugas yang mulia, tetapi para Nabi dan Rasul ini tidak menghabiskan waktunya hanya untuk menyampaikan kalam Allah. Tiap-tiap mereka memiliki pekerjaan dan profesi masing-masing, sehingga tidak berpangku tangan dan menanti uluran bantuan dari orang lain.
Dalam HR Ahmad disebutkan Rasulullah SAW pernah ditanya tentang mata pencaharian yang paling baik. Nabi lantas menjawab, "Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi)."
Di dalam ayat Alquran telah disampaikan profesi dari setiap Nabi. Mereka bekerja mulai dari sebagai pemintal baju besi, petani, arsitek, hingga penjahit dan penggembala. Berikut ini penjelasan beberapa profesi Nabi:
1. Nabi Dawud - Desainer baju besi
Dalam QS Al-Anbiya ayat 80 dijelaskan perihal profesi Nabi Dawud yaitu desainer baju besi. Dalam ayat tersebut dituliskan, "Dan Kami ajarkan (pula) kepada Dawud cara membuat baju besi untukmu, guna melindungi kamu dalam peperangan. Apakah kamu bersyukur (kepada Allah)?"
Profesi Nabi Dawud ini sedikit banyak berhubungan dengan mukjizat yang diberikan Allah SWT kepadanya, yaitu mampu melunakkan besi tanpa perlu dipanaskan. Berkat hal tersebut, ia dapat membuat baju perang dengan desain yang lebih nyaman untuk dipakai.
Dalam buku karya Abdul Hamid Kisyk yang berjudul Fi Rihabit Tafsir, disebutkan Model desain baju perang karya Nabi Dawud ini kemudian diwariskan kepada umat-umat setelahnya. Dengan demikian, ia memiliki jasa yang besar mengingat saat itu baju perang sangat dibutuhkan.
2. Nabi Yusuf - Bendahara negara
Dalam QS Yusuf ayat 55 disebutkan, "Dia (Yusuf) berkata, “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga dan berpengetahuan."
Nabi Yusuf memiliki mukjizat mampu menafsirkan mimpi dan dipraktikkan kepada raja Mesir, yang bermimpi melihat tujuh ekor sapi. Atas mimpi ini, ia memberi takwil bahwa suatu saat nanti akan terjadi masa paceklik dahsyat selama tujuh tahun setelah sebelumnya tujuh tahun masa subur.
Dalam buku Tafsir Al-Qurthubi, Imam Al-Qurthubi menyebut sebagai solusi Nabi Yusuf pun memberi saran agar masyarakat menanam di tujuh tahun masa subur, sebagai bekal di tujuh tahun masa paceklik setelahnya. Berkat kemampuannya dalam menakwil mimpi dan menyiasati perekonomian bangsa ini, sang raja pun memberinya jabatan sebagai bendahara negara.
3. Nabi Nuh - Arsitek
Profesi Nabi Nuh sebagai seorang arsitek ini dituliskan dalam QS Hud ayat 37, "Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan."
Allah SWT memerintahkan membuat perahu berukuran raksasa (bahtera) karena nantinya akan terjadi banjir bah yang menenggelamkan negerinya. Perintah ini muncul bukan tanpa alasan, melainkan karena ia adalah seorang arsitek ulung.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, proses pembuatan bahtera ini memakan waktu yang cukup lama. Nabi Nuh memulai dari menanam pohon, menebangnya setelah besar, lalu dikeringkan yang mana proses ini membutuhkan waktu seratus tahun.
Setelahnya, Nabi Nuh membutuhkan waktu seratus tahun lagi untuk mengolah kayu dengan menggeregaji, menyerut dan menghaluskannya. Setelah menghabiskan ratusan tahun, Nuh dan dibantu umatnya berhasil menciptakan bahtera yang kuat menerjang banjir bah mengerikan, serta mampu menyelamatkan seluruh umatnya yang taat, bahkan hewan-hewan.
4. Nabi Musa - Penggembala
Dalam QS Al-Qashash ayat 26 dijelaskan, "Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya."
Alkisah diceritakan ada satu keluarga yang terdiri dari seorang ayah yang sudah tua dan kedua putrinya. Karena tidak memiliki seorang putra dan pembantu, maka yang mengurus semua pekerjaan termasuk menggembala kambing adalah kedua putri tersebut.
Mengetahui ada seorang pemuda kuat dan jujur bernama Musa, salah satu putri meminta kepada ayah agar menjadikannya sebagai pembantu untuk menggembalakan kambing dan mengurus pekerjaan lainnya dengan upah yang layak.
Dalam buku karya Ar-Razi yang berjudul Tafsir Al-Kabir, disebutkan ternyata sang ayah ini kagum melihat ketekunan dan kejujuran Musa. Akhirnya, ia pun mengangkatnya sebagai menantu.
Selain hal-hal di atas, para Nabi dan Rasul memiliki profesi lain yang menjadi sumber mata pencahariannya. Dari kitab Al-Mustadrak karya al-Hakim, disebutkan Ibnu Abbas berkata, "Mendekatlah kepadaku akan ku ceritakan tentang para Nabi yang terdapat dalam Alquran. Nabi Adam adalah seorang hamba yang jadi tukang tanam pohon, Nabi Nuh adalah seorang hamba tukang kayu, Nabi Idris adalah seorang hamba yang menjadi penjahit, Nabi Dawud adalah seorang hamba yang jadi tukang tenun, Nabi Musa adalah seorang hamba yang jadi penggembala."
"Nabi Ibrahim adalah seorang hamba yang jadi petani, Nabi Soleh adalah seorang hamba yang jadi pedagang, Nabi Sulaiman adalah seorang hamba yang diberikan kerajaan, Nabi Isa adalah seorang hamba yang tidak menyediakan makanan apapun untuk besok, Nabi Muhammad adalah seorang hamba yang menggembala milik keluarganya."