Selasa 02 May 2023 09:06 WIB

Kasus Aktif Covid-19 di Yogyakarta Naik, Epidemiolog: Mobilitas Tinggi

Kenaikan kasus Covid-19 di Yogyakarta merupakan dampak dari mobilitas yang tinggi.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Nora Azizah
Wisatawan memadati kawasan wisata ikonik Malioboro, Yogyakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Wisatawan memadati kawasan wisata ikonik Malioboro, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY naik dalam beberapa hari terakhir. Epidemiolog Universitas Gagjah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad mengatakan, kenaikan ini dikarenakan mobilitas yang tinggi, terlebih saat masa libur Lebaran, mobilitas masyarakat di DIY naik signifikan. 

"Yang jelas (kenaikan Covid-19) efek tingginya mobilitas," kata Riris, Selasa  (2/5/2023).

Baca Juga

Terkait dengan adanya varian baru Covid-19 yang dapat menularkan Covid-19 yakni Arcturus, Riris belum bisa menyimpulkan varian tersebut yang menyebabkan kasus Covid-19 naik di DIY. Hal ini dikarenakan belum adanya bukti dari hasil pengecekan laboratorium terkait varian baru ini di DIY.

"Mobilitas sebagai penyebab penularan itu adalah sebuah fakta, dan demikian juga dengan varian baru. Masalahnya, bukti yang kita miliki adalah adanya peningkatan mobilitas. Belum ada bukti saat ini yang menunjukkan adanya varian baru (masuk ke DIY)," ujar Riris.

Untuk itu, Riris menegaskan bahwa belum bisa dikatakan peningkatan kasus Covid-19 di DIY terjadi karena adanya varian baru hingga nantinya ada bukti yang menunjukkan bahwa varian tersebut sudah masuk ke DIY. Meski begitu, ia menyebut bahwa varian baru ini juga sangat mungkin sudah masuk ke DIY.

"Apakah varian baru tidak mungkin sudah bersirkulasi? Sangat mungkin. Tapi masalahnya kita tidak punya bukti bahwa varian baru sudah bersirkulasi," jelasnya.

Terkait dengan varian baru Arcturus ini, Riris menuturkan bahwa dapat lebih menular dari varian sebelumnya. Kalau tidak lebih menular dari varian sebelumnya, kata Riris, maka virus tersebut tidak akan dapat bermutasi menjadi varian baru.

"Setiap varian baru agar bisa menjadi varian yang dominan, harus lebih menular dibandingkan varian sebelumnya. Kalau tidak lebih menular, mereka tidak bisa berkompetisi dengan varian yang ada. Seberapa lebih menular? Itu tergantung mutasi yang terjadi," tambah Riris.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 DIY, pada 1 Mei 2023 kemarin dilaporkan penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19  sebanyak 25 kasus. Dengan begitu, total kasus terkonfirmasi menjadi 231.628 kasus di DIY.

"Positivity rate harian per tanggal 1 Mei 2023 yakni 14,62 persen," kata Kepala Bagian Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji.

Selain itu, juga dilaporkan tambahan kasus sembuh sebanyak 64  kasus, sehingga total sembuh menjadi 224.901 kasus di DIY. Sedangkan, kematian Covid-19 juga dilaporkan bertambah sebanyak dua kasus pada 1 Mei kemarin.

"Sehingga, total kasus meninggal menjadi 6.105 kasus di DIY," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement