Selasa 02 May 2023 13:05 WIB

Saat Terjadi Penembakan, Sedang Ada Rapim MUI Bahas Ponpes Al-Zaytun

Kaca di gedung MUI pecah berserakan dan dua pegawai terluka akibat penembakan.

Rep: Eva Rianti/Nashih/Erik PP/ Red: Erik Purnama Putra
Kondisi bagian dalam Gedung MUI Pusat, Jakarta yang mengalami kerusakan pascainsiden penembakan pada Selasa (2/5/2023) siang.
Foto: Republika/Eva Rianti
Kondisi bagian dalam Gedung MUI Pusat, Jakarta yang mengalami kerusakan pascainsiden penembakan pada Selasa (2/5/2023) siang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sedang membahas kontroversi Ponpes Al-Zaytun ketika terjadi insiden penembakan di kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, pada Selasa (2/5/2023) siang WIB. Berdasarkan informasi yang didapatkan Republika.co.id, sedang ada rapat pimpinan (rapim) terkait praktik ibadah di Ponpes Al-Zaytun.

Sumber internal MUI membenarkan adanya rapat tersebut. Namun, ia memilih untuk tidak berkomentar terlebih dulu demi keamanan bersama.

Baca Juga

Saat ini, terdapat dua pegawai MUI terluka akibat insiden tersebut. Kaca di gedung MUI juga pecah berserakan. Belum diketahui motif pelaku yang memakai baju kotak-kotak itu. Seseorang berbaju kotak-kotak yang ditengarai pelaku juga berhasil dibekuk aparat.

Sebelumnya, jagat dunia maya dihebohkan dengan unggahan akun Instagram @kepanitiaanalzaytun. Dalam foto yang diunggah akun dengan bio 'Ini adalah akun resmi Kepanitiaan Al-Zaytun, memberitakan berbagai kegiatan acara di Ma'had Al-Zyatun, Indonesia', unggahan foto sholat Id pada Sabtu (22/4/2023) memicu kontroversi.

Pasalnya, selain shaf jamaah dibuat berjarak, juga ada jamaah perempuan di posisi paling depan di antara laki-laki. Ribuan warganet pun akhirnya heboh dengan meninggalkan komentar di unggahan tersebut. "Kegiatan perayaan Id Al Fithri di Masjid Rahmatan Lil Alamin Al-Zaytun-Indonesia," demikian keterangan caption tersebut dikutip Republika.co.id di Jakarta, Ahad (23/4/2023).

Adapun khutbah Idul Fitri 1444 Hijriyah disampaikan Prof Abdussalam Rasyidi (AS) Panji Gumilang. Adapun Panji Gumilang adalah pendiri Ponpes Al-Zaytun di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada 13 Agustus 1996.

Dari foto lainnya, terlihat jamaah perempuan juga ikut mendengarkan tausiyah Panji Gumilang dengan duduk di kursi posisi paling depan di antara jamaah laki-laki. Tentu saja, bercampurnya jamaah laki-laki dan perempuan dalam satu shaf menimbulkan kontroversi.

Akun @kukuh_fa****, misalnya, heran dengan para jamaah yang terkesan orang terdidik semua. "Yang gw lihat ini orang-orang berpendidikan semua kan ya? Mereka bisa kasih dalil gak, sholat kayak gitu?"

Akun @mas_di**** juga mempertanyakan posisi sholat yang bercampur. "Shaf sholat itu bukan ditentukan jabatan, sekalipun jabatanmu tinggi, tapi kamu perempuan, shaf sholatmu paling belakang," katanya.

Tidak hanya itu, akun @zeer0_jelly**** merasa tidak paham dengan tata cara sholat di Ponpes Al-Zaytun. "Kok ibunya di barisan laki-laki sih Buk, sholat apa struktur organisasi," ujarnya.

Foto tersebut juga mengundang perdebatan keras ketika diunggah di lini masa. Akun Twitter @tanyakanrl mengunggah foto tersebut hingga mendapat ribuan tanggapan, yang mayoritas mempertanyakan tata cara sholat di Ponpes Al-Zaytun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement