REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Presiden FIFA Gianni Infantino mengaku kecewa dengan respons sejumlah broadcaster yang menawarkan pembelian hak siar pertandingan sepak bola Piala Dunia Wanita dengan harga murah. Penawaran pihak televisi dari lima besar negara-negara Eropa seperti Inggris, Spanyol, Italia, Jerman dan Prancis tidak dapat diterima oleh badan sepak bola dunia. Menurut Infantino, ini merupakan tamparan di wajah para pemain sepak bola wanita di seluruh dunia.
"Untuk lebih jelasnya, adalah kewajiban moral dan hukum bagi kita untuk tidak meremehkan Piala Dunia Wanita FIFA," kata Infantino pada pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia di Jenewa dilansir ESPN, Selasa (2/5/2023).
Piala Dunia Wanita rencananya diselenggarakan di dua negara Australia dan Selandia Baru pada 20 Juli 2023 nanti. Gianni Infantino mengatakan, penyiar hanya menawarkan antara 1 juta dollar AS dan 10 juta dollar AS untuk hak siar tersebut.
Itu sangat berbeda dengan hak siar Piala Dunia putra yang mencapai angka 100 juta dollar AS hingga 200 juta dollar AS.
"Oleh karena itu, jika tawaran terus tidak adil, kami akan dipaksa untuk tidak menyiarkan Piala Dunia Wanita FIFA ke negara-negara Eropa 'Lima Besar'," sambung pria berkepala plontos itu.
Pertandingan Piala Dunia Wanita akan berlangsung di luar jam tayang utama untuk pasar Eropa karena perbedaan zona waktu. Namun Infantino mengatakan itu bukan alasan.
"Mungkin karena tidak dimainkan pada jam tayang utama di Eropa, tapi tetap dimainkan pada jam 9 pagi atau jam 10 pagi, jadi waktu yang cukup wajar," kata Infantino.
Menukil dari catatan FIFA sebelumnya, sekitar 1,12 miliar pemirsa menyaksikan ajang Piala Dunia Wanita 2019 Prancis di semua platform. Namum, saat ini minat tersebut seakaan hilang dengan dugaan waktu penyelenggaraan yang tidak bersahabat di Benua Biru.