REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor senior, Tio Pakusadewo blak-blakan dalam wawancara di kanal Youtube Uya Kuya tentang bisnis di dalam lapas. Dilansir dari Youtube Uya Kuya, Selasa (2/5/2023) Tio Pakusadewo yang pernah mendekam di lapas menceritakan bisnis yang dijalankan di dalam lapas mulai dari jasa mencharge handphone, beli kasur, beli air minum hingga narkoba.
Ia mengatakan, apabila lapas tengah dalam keadaan mati listrik hal itu menjadi pertanda bahwa narkoba diantarkan ke dalam lapas. Saat itu paket narkoba datang dibawa seseorang yang mengaku sebagai istri.
Menurut Tio Pakusadewo, setiap 1-2 pekan sekali lapas mati listrik. Meski tidak melihat dengan mata kepalanya sendiri, Tio mendapatkan kabar itu dari para napi yang mengalaminya.
"Selama seminggu atau dua pekan sekali mati lampu ni lapas, dan itu anak-anak di lapas udah ketawa-tawa. Gue awalnya gak tau ni, apa si. Rupanya ada barang baru, tiap lampu mati," kata Tio dalam wawancara dengan Uya Kuya.
Menurut Tio, dalam lapas ada bandar keliling yang memperjual belikan paket narkoba dari harga Rp 60 ribu hingga lebih. Untuk dapat membelinya, ada kode-kode tertentu yang digunakan penjual dan pembeli di dalam lapas.
"Kalau darling (bandar keliling) lewat teriak 'OE,' nah berarti itu sudah ada yang jual jalan-jalan. Ada paket hemat Rp 100 ribu, tapi kalo mau yang murah Rp 60 ribu beli langsung gitu," kata Tio.
Tio mengatakan, terdapat sebuah lembaga swasta yang menguasai bisnis di dalam lapas. Mulai dari koperasi lapas yang meliputi toko, kantin, dan semua kegiatan ekonomi di lapas.
"Bahkan kita minum air bersih itu susah, dijual ada air minum dalam kemasan yang mereknya, merek dari foundation itu," kata Tio.
Akun Twitter @PartaiSocmed kemudian menjelaskan yayasan yang dimaksud Tio, yaitu Jeera Foundation (PT. Natur Palas Indonesia). Diketahui, Putra Yasonna Laoly, Yamitema Laoly sebagai Co Founder sekaligus Chairman Jeera Foundation.
"Yang dimaksud Tio Pakusadewo pada bagian akhir video ini adalah Jeera Foundation dengan perusahaannya PT Natur Palas Indonesia yang memonopoli bisnis koperasi dan kantin di beberapa lapas besar, dimana anak Yasonna Laoly jadi Chairman dan Co Founder," tulis akun @PartaiSocmed seperti dikutip Republika pada Selasa (2/5/2023).
Dalam unggahan lain di akun tersebut, terdapat foto botol minum yang bertuliskan Jeera. Dari keterangan tulisan dalam gambar itu, "tidak boleh ada brand lain kecuali air ini di lokasi lapas/rutan foundation itu berkuasa."
Menurut akun YouTube Jeera Foundation, Jeera Foundation adalah organisasi nirlaba yang bersinergi dengan lembaga Pemasyarakatan Indonesia yang membantu para warga binaannya untuk kembali ke dalam tatanan masyarakat melalui program rehabilitasi yang di rancang sedemikian rupa agar memberikan dampak yang mengurangi tingkat residivisme dan berkelanjutan.
Didirikan oleh seorang warga binaan yang visioner dan tiga orang pengamat dan kolaborator yang mempunyai semangat tinggi, Jeera Foundation dibentuk pada tahun 2016 dengan fokus merehabilitasi warga binaan yang sedang menjalani akhir masa tahanan di dalam penjara melalui program rehabilitasi 8C.
Yaitu, change, chance, commitment, coaching, certainty, continuity, community, and collaboration. Jeera sangat bangga dan berterima kasih karena dari tempat yang sangat tidak terduga seperti penjara, muncul sebuah pemikiran yang visioner namun sangat praktis, begitu kuat namun ringkas untuk di ikuti, dan sangat bersahaja namun bisa diterima di seluruh dunia.
Sebelumnya, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly membantah tudingan terhadap anaknya, Yamitema Laoly, yang disebut melakukan monopoli bisnis di lembaga pemasyarakatan (lapas).
"Ah bohong besar itu. Enggak ada. Nanti ada keterangan dari Kalapasnya," ujar Yasonna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/5).
Yasonna menjelaskan, Jeera Foundation merupakan yayasan yang melakukan pembinaan dan pelatihan terhadap narapidana. Yayasan tersebut, kata dia, memang memiliki kerja sama dengan beberapa lapas. Selain itu, yayasan tersebut juga pernah meminta Tio Pakusadewo untuk menjadi pelatih.