REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat inflasi month to month (MtM) Jatim pada April 2023 sebesar 0,30 persen. Adapun inflasi year on year (YoY) Jatim tercatat 5,35 persen.
Kepala BPS Jatim, Zulkipli menjelaskan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi YoY Jatim pada April 2023 antara lain bensin, beras, akademi/ perguruan tinggi, rokok kretek filter, sekolah dasar, tarif air minum pam, kontrak rumah, telur ayam ras, sewa rumah dan mobil.
"Adapun komoditas yang memberikan andil deflasi YoY antara lain minyak goreng, sekolah menengah atas, tongkol diawetkan, bayam, kangkung, ikan mujair, daging ayam ras, telepon seluler, anggur, dan sawi hijau," ujarnya, Selasa (2/5/2023).
Sementara itu, lanjut dia, beberapa komoditas yang dominan memberikan andil inflasi MtM Jatim pada April 2023 antara lain daging ayam ras, beras, angkutan udara, emas perhiasan, rokok kretek filter, tomat, semangka, angkutan antar kota, daging sapi, dan ayam hidup.
Adapun komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain cabai rawit, minyak goreng, telur ayam ras, nangka muda, cumi-cumi, tongkol diawetkan, susu bubuk, bawang putih, terong, dan labu siam.
Ia melanjutkan, jika dibandingkan tingkat inflasi YoY di delapan kota IHK Jatim pada April 2023, kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Sumenep sebesar 5,90 persen. Kemudian diikuti Surabaya sebesar 5,64 persen, Jember 5,20 persen, Banyuwangi 4,79 persen, Malang 4,49 persen, Probolinggo 4,39 persen, Madiun 4,37 persen, dan Kediri 4,30 persen.
Sedangkan untuk tingkat inflasi month to month di delapan kota IHK Jatim Sumenep dan Probolinggo merupakan kota dengan inflasi tertinggi pada April 2023 yaitu mencapai 0,45 persen. "Sedangkan kota yang mengalami inflasi terendah adalah Kediri sebesar 0,13 persen," kata dia.