Selasa 02 May 2023 19:27 WIB

PMI Manufaktur Indonesia Naik, Menperin Dorong Penguatan Ekspor

PMI manufaktur Indonesia pada April 2023 naik ke posisi 52,7.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memaparkan outlook industri 2023 di Gedung Kemenperin, Jakarta, Selasa (27/12). Agus Gumiwang Kartasasmita menilai, pencapaian Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada di atas titik netral yakni 50 sebagai hal positif.
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memaparkan outlook industri 2023 di Gedung Kemenperin, Jakarta, Selasa (27/12). Agus Gumiwang Kartasasmita menilai, pencapaian Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada di atas titik netral yakni 50 sebagai hal positif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai, pencapaian Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada di atas titik netral yakni 50 sebagai hal positif. Seperti diketahui, hasil survei S&P Global menunjukkan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada April 2023 berada di posisi 52,7. Sebelumnya, pada Maret 2023 di level 51,9.

"Alhamdulillah PMI manufaktur Indonesia di atas titik netral yakni 50 atau dalam tahap ekspansi yang telah dilewati selama 20 bulan berturut-turut. Kinerja baik ini terus kita jaga dan perlu ditingkatkan lagi,” ujar Agus di Jakarta, Selasa (2/5/2023).

Baca Juga

Agus mengemukakan, kondisi ekspansi pada PMI manufaktur Indonesia tersebut sesuai hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada April yang telah dirilis sebelumnya oleh Kementerian Perindustrian. IKI pada bulan keempat tahun ini menembus angka 51,38.

“Dengan terlihatnya hasil PMI dan IKI yang berada di posisi ekspansi, artinya para pelaku industri dan investor di Indonesia tetap optimistis dan percaya diri dalam menjalankan usahanya. Mereka juga punya keyakinan besar terhadap kondisi pasar yang semakin membaik," tutur dia.

Hal itu, lanjutnya, didukung berbagai program dan kebijakan pemerintah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif. Agus juga mengungkapkan, sektor industri di sebagian negara maju masih mengalami kontraksi, dilihat dari skor PMI manufakturnya, seperti Jerman (44,0), Prancis (45,5), Inggris (46,6), Korea Selatan (48,1), dan Jepang (49,5).

Maka, kata dia, di tengah pelemahan PMI manufaktur beberapa negara maju tersebut, PMI manufaktur Indonesia tetap tumbuh secara akseleratif dan impresif. Ia menegaskan, guna lebih memperkuat permintaan pasar domestik, Kemenperin fokus mengoptimalkan program Peningatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), termasuk pada proses pengadaan barang dan jasa di pemerintah pusat dan daerah serta BUMN dan BUMD.

“Selain itu, kami proaktif memacu perluasan pasar ekspor. Terutama ke negara-negara nontradisional,” jelas Agus.

Pada perhelatan Hannover Messe 20223 beberapa waktu lalu, lanjutnya, telah terjadi sejumlah kesepakatan kerja sama yang ditandatangani oleh Pemeritah Indonesia dan pelaku industri nasional dengan para negara mitra dan investor global. Kerja sama itu khususnya di sektor industri dan akan membawa dampak positif dalam peningkatan daya saing industri kita dan membuka akses pasar lebih luas.

Sesuai yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada pembukaan Hannover Messe 2023, kata dia, Pemerintah Indonesia sedang menjalankan dua strategi dalam melakukan transformasi ekonomi melalui inovasi dan teknologi. Pertama hilirisasi industri.

“Dengan Indonesia diberkahi sumber daya alam yang berlimpah, adanya bonus demografi, pasar yang besar, dan ekonomi yang terjaga. Menjadikan itu semua sebagai modal besar kami dalam meningkatkan nilai tambah bahan baku di dalam negeri untuk mendongrak pertumbuhan ekonomi,” tutur Agus.

Strategi kedua yaitu ekonomi hijau. Indonesia berkomitmen kuat menjaga keberlangsungan lingkungan, termasuk dalam penerapan standar industri hijau.

"Tentu ini membutuhkan banyak investasi, sehingga pemerintah mengundang para investor global untuk turut membangun green economy di Indonesia,” ungkapnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement