REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON — Banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, berdampak terhadap ribuan keluarga. Intensitas hujan dilaporkan memicu luapan air Sungai Ciberes, yang kemudian menggenangi permukiman warga.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon Deni Nurcahya mengatakan, banjir melanda permukiman warga di tiga desa Kecamatan Waled, yaitu di Desa Ciuyah, Gunungsari, dan Desa Mekarsari.
Menurut Deni, awalnya turun hujan intensitas sedang hingga lebat dan durasi yang lama sejak Senin (1/5/2023) sore hingga malam. “Kondisi itu akhirnya membuat Sungai Ciberes dan beberapa saluran irigasi meluap, sehingga menggenangi permukiman warga di ketiga desa tersebut,” kata Deni kepada Republika, Selasa (2/5/2023).
Banjir dilaporkan mulai menggenangi permukiman warga pada Senin sekitar pukul 18.30 WIB. Di wilayah Desa Ciuyah, ketinggian genangan air mencapai sekitar 20-200 sentimeter. Banjir di desa tersebut dilaporkan menggenangi 242 rumah, sarana ibadah, dan sekitar 70 hektare sawah.
Ada 432 kepala keluarga (KK) atau 1.250 jiwa yang terdampak banjir di Desa Ciuyah.
Di Desa Mekarsari, dilaporkan ada 1.005 KK atau 1.835 jiwa yang terdampak banjir. Genangan dengan tinggi sekitar 20-90 sentimeter disebut menggenangi 715 unit rumah, satu masjid, empat mushala, satu madrasah ibtidaiyah (MI), dan satu PAUD.
Sementara di Desa Gunungsari dilaporkan banjir dengan ketinggian sekitar 20-90 sentimeter menggenangi 750 unit rumah, satu masjid, satu SD, satu TK, satu PAUD, dan satu SMP. Di desa tersebut dikabarkan ada 1.000 KK atau 2.300 jiwa yang terdampak banjir.
Berdasarkan data BPBD, tidak ada korban jiwa maupun luka akibat banjir. Deni mengatakan, banjir di ketiga desa tersebut mulai surut pada Selasa petang.
Kejadian banjir akibat hujan dan luapan air Sungai Ciberes dikeluhkan warga terdampak. Terlebih banjir bukan sekali ini saja terjadi. Warga berharap pemerintah tidak hanya mengeruk Sungai Ciberes, tapi juga membangun tanggul agar luapan air sungai tidak sampai ke permukiman.
“Kami sudah cape, banjir selalu datang kalau hujan. Semoga pemerintah bisa mengambil langkah untuk mencegah banjir,” kata warga setempat, Junaedi.