REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dinas Rahasia AS melarang seorang wali kota Muslim bergabung dengan Presiden Joe Biden pada acara tahunan Gedung Putih, Senin (1/5/2023). Acara ini digelar untuk memperingati Idul Fitri.
Dalam keterangan persnya, Council on American-Islamic Relations (CAIR-NJ) cabang New Jersey mengutuk tindakan yang diambil terhadap Wali Kota Muslim terlama di New Jersey Mohamed T. Khairullah.
Menurut CAIR-NJ, Khairullah diberi tahu oleh Gedung Putih terkait pembatalan ini sesaat sebelum dia seharusnya berangkat. Ia juga secara mendadak diberi tahu bahwa dia tidak diizinkan masuk oleh Secret Service.
"Seorang pemimpin Muslim yang dihormati secara efektif tidak diundang dari perayaan Idul Fitri Gedung Putih hanya beberapa jam sebelumnya sama sekali tidak dapat diterima dan menghina," kata Direktur Eksekutif CAIR-NJ, Selaedin Maksut, dalam sebuah pernyataan dikutip di Anadolu Agency, Selasa (2/5/2023).
Tidak hanya itu, Selaedin Maksut juga mengkritik kurangnya transparansi dan intervensi pemerintah yang berlebihan seputar insiden tersebut. "Kami meminta Gedung Putih mengesampingkan Secret Service dan mengembalikan undangan wali kota, membubarkan daftar pantauan rahasia, serta mengeluarkan permintaan maaf kepada wali kota," ujar dia.
Menurut The Washington Post, juru bicara Secret Service Anthony Guglielmi membenarkan Khairullah ditolak masuk ke Gedung Putih. Dalam pernyataannya, Guglielmi menyampaikan, meski mereka menyesali ketidaknyamanan yang ditimbulkan, wali kota NJ tetap tidak diizinkan memasuki kompleks Gedung Putih.
"Sayangnya, kami tidak dapat berkomentar lebih lanjut tentang cara dan metode perlindungan khusus yang digunakan untuk operasi keamanan kami di Gedung Putih," kata dia.