REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dunia akan melihat sejumlah besar pekerjaan di seluruh dunia akan hilang pada 2027, menurut World Economic Forum (WEF).
Selama setengah dekade berikutnya, jumlah total pekerjaan bersih yang diperkirakan akan hilang adalah 14 juta, kata WEF dalam "Laporan Pekerjaan Masa Depan 2023". Menurut laporan tersebut, itu menunjukkan penurunan sekitar dua persen dari 673 juta pekerjaan dari data yang digunakan WEF, dilansir Foxbusiness, Selasa (2/5/2023).
Angka tersebut bersumber dari perusahaan yang mengatakan mereka memperkirakan lebih banyak mengurangi ketimbang menambah pekerjaan. Menurut WEF, penambahan pekerjaan diperkirakan mencapai 83 juta dan pengurangan pekerjaan sebesar 69 juta.
Dalam laporan tersebut, banyak perusahaan yang disurvei mengutip "investasi yang memfasilitasi transisi hijau bisnis, penerapan standar ekonomi, sosial, dana tata kelola (ESG) yang lebih luas, dan rantai pasokan menjadi lebih terlokalisir" sebagai beberapa tren utama yang berperan dalam pertumbuhan lapangan kerja. Lebih dari 50 persen juga mengatakan penggunaan teknologi baru dan akses digital akan membantu pertumbuhan pekerjaan selama lima tahun ke depan, menurut survei tersebut.
Lebih dari 80 persen perusahaan yang disurvei melaporkan "mungkin" atau "sangat mungkin" menggabungkan platform digital, pendidikan dan teknologi pengembangan tenaga kerja atau analitik big data pada 2027. Kemudian diikuti oleh internet of things (IoT) dan connected devices, komputasi awan, enkripsi dan keamanan siber, dan e-commerce, yang semuanya lebih dari 75 persen.
Perusahaan mengindikasikan mereka berencana untuk mengadopsi, menurut laporan tersebut. Kurang dari tiga perempat, 74,9 persen, mengatakan mereka kemungkinan akan menggunakan kecerdasan buatan. Sebanyak 25,6 persen perusahaan mengatakan AI akan memfasilitasi penciptaan lapangan kerja.