Rabu 03 May 2023 14:38 WIB

Puasa Ayyamul Bidh, Wasiat Rasulullah pada Abu Hurairah

Berpuasa tiga hari setiap pertengahan bulan disebut ayyamul bidh.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi puasa. Puasa Ayyamul Bidh, Wasiat Rasulullah pada Abu Hurairah
Foto: Dok Republika
Ilustrasi puasa. Puasa Ayyamul Bidh, Wasiat Rasulullah pada Abu Hurairah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abu Hurairah termasuk seorang sahabat Nabi yang cukup dekat. Sehingga pernah satu ketika Rasulullah memberikan wasiat khusus kepadanya, tiga wasiat tersebut diantaranya,

Pertama, berpuasa tiga hari setiap pertengahan bulan atau disebut ayyamul bidh. Puasa membiasakan diri melatih kesabaran dan ketekunan, serta mengajarkan kejujuran dan ketaatan kepada Allah SWT secara pribadi dan di depan khalayak umum.

Baca Juga

Karena tidak ada kendali atas orang yang berpuasa kecuali hanya Allah saja, puasa juga dapat menahan emosi dan menahan keinginan. Sehingga puasa dapat meningkatkan rasa kasih sayang, persaudaraan, dan perasaan orang lain di antara yang miskin dan membutuhkan.

Dalam hadist disebutkan,

بِحَسْبِكَ أَنْ تَصُومَ كُلَّ شَهْرٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فإن لك بِكُلِّ حَسَنَةٍ عَشْرَ أَمْثَالِهَا فإن ذلك صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

Artinya,“Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang Kau lakukan. Karena itu, maka puasa ayyamul bidh sama dengan berpuasa setahun penuh,” (HR Bukhari-Muslim).

Ada perbedaan pendapat mengenai kapan dlaksanakan puasa tersebut. Ada pendapat mengatakan tiga hari pertama setiap bulan, berbarengan dengan puasa Senin Kamis. Namun, kebanyakan ulama sepakat ayyamul bidh dilaksanakan pada 13,14, dan, 15 setiap bulan.

Kedua, jangan tinggalkan sholat dua rakaat. Sholat dua rakaat yang dimaksud adalah sholat dhuha. Yakni dimulai ketika matahari terbit hingga siang hari sebelum waktu sholat zhuhur.

Dari Abu Dzar radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,"

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ ، وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى (رواه مسلم)

Pada setiap persendian kalian harus dikeluarkan sedekahnya setiap pagi; Setiap tasbih (membaca subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (membaca Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (membaca Lailaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (membaca Allahu Akbar) adalah sedekah, amar bil ma'ruf adalah sedekah, nahi ‘anil munkar adalah sedekah. Semua itu dapat terpenuhi dengan (shalat) dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha." (HR. Muslim)

Waktu terbaik untuk melaksanakan sholat dhuha adalah ketika sinar matahari telah terasa panas. Rasulullah bersabda,

صلاة الأوابين حين ترمض الفصال

Sholat Awwabiin dilakukan saat anak-anak unta telah kepanasan” (HR. Muslim).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement