Rabu 03 May 2023 15:22 WIB

BI Bali: Kenaikan Harga Beras Berisiko Picu Inflasi pada Mei

Meskipun panen semakin luas, tapi harga beras masih cenderung naik.

Red: Fuji Pratiwi
Pedagang beras melayani pembeli di pasar (ilustrasi). Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan berlanjutnya kenaikan harga beras menjadi risiko yang perlu diwaspadai karena dapat memicu kenaikan inflasi pada Mei 2023.
Foto: Adeng Bustomi/Antara
Pedagang beras melayani pembeli di pasar (ilustrasi). Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan berlanjutnya kenaikan harga beras menjadi risiko yang perlu diwaspadai karena dapat memicu kenaikan inflasi pada Mei 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan berlanjutnya kenaikan harga beras menjadi risiko yang perlu diwaspadai karena dapat memicu kenaikan inflasi pada Mei 2023.

"Meskipun musim semakin luas, tapi harga beras masih cenderung naik akibat peningkatan permintaan beras, baik di Bali maupun luar Bali," kata Trisno di Denpasar, Rabu (3/5/2023).

Baca Juga

Berdasarkan informasi harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional di Kota Denpasar yang termuat dalam Info Pasar Denpasar, harga beras premium di dua pasar tradisional di daerah itu (Pasar Badung dan Pasar Kreneng) pada Rabu (3/5/2023) ini sudah di atas Rp 13.000 per kilogram.

Sementara itu berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pada April 2023 tercatat beras juga menjadi salah satu komoditas yang juga menyumbang inflasi. Selain beras, inflasi disebabkan pula oleh kenaikan harga pada angkutan udara, daging ayam ras, dan angkutan antarkota.