Rabu 03 May 2023 15:26 WIB

Mitratel Kantongi Laba Bersih Rp 502 Miliar pada Kuartal I 2023

Pendapatan Mitratel juga ditopang dari segmen Reseller sebesar Rp 154 miliar,

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Telkom melalui anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) saat ini sedang mengerjakan program fiberisasi untuk konektivitas antar BTS sejumlah perusahaan operator telekomunikasi di Indonesia.
Foto: Telkom
Telkom melalui anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) saat ini sedang mengerjakan program fiberisasi untuk konektivitas antar BTS sejumlah perusahaan operator telekomunikasi di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel membukukan laba bersih senilai Rp 501 miliar pada kuartal I 2023. Angka tersebut umbuh sebesar 9,1 persen dari Rp 459 miliar di periode yang sama tahun 2022. 

Laba bersih Perseroan ini ditopang pendapatan yang naik 9,9 persen menjadi Rp 2,06 triliun dari Rp 1,87 triliun di tahun lalu. Pendapatan dari penyewaan menara telekomunikasi masih menjadi faktor pendorong pertumbuhan utama di kuartal pertama 2023 itu.

Baca Juga

Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, mengatakan kontribusi pendapatan terbesar berasal dari pendapatan segmen Tower Leasing yang mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,73 triliun atau tumbuh sebesar 18,8 persen dibandingkan kuartal pertama tahun 2022. 

"Pertumbuhan pendapatan ini didorong oleh penambahan tenant dan kolokasi, termasuk akuisisi menara Indosat pada kuartal pertama tahun ini," ujar Teddy, sapaan akrab Theodorus, di Jakarta pada Rabu (3/5/2023).

Selain dari segmen Tower leasing, pendapatan Mitratel juga ditopang dari segmen Reseller sebesar Rp 154 miliar, Fiber sebesar Rp 34 miliar, dan Tower-Related Business Rp 128 miliar. Kinerja fundamental Mitratel di kuartal pertama tahun ini tetap tumbuh seiring dengan digencarkannya program monetisasi aset dari aksi korporasi organik dan inorganik yang dituntaskan pada 2022.

Pada 2022, Mitratel mengakuisisi menara telekomunikasi dan serat kabel optik (fiber optic). Dampak positif dari akuisisi menara itu adalah pertumbuhan pendapatan Tower Leasing dan memperoleh pendapatan terbaru dari fiber optic. 

Mitratel pada kuartal pertama tahun ini mengantongi pendapatan senilai Rp 34 miliar dari segmen Fiber. Pada kuartal pertama tahun lalu, segmen ini belum mencatatkan pendapatan. Mitratel berhasil mencatatkan perkembangan yang pesat di portofolio fiber hingga Maret 2023. 

Kunci pertumbuhan protofolio baru ini didorong kemitraan strategis yang mengakselerasi go to market, mendapatkan pesanan dari operator selular serta aksi korporasi inorganik dengan mengakuisisi asset fiber sepanjang 6.012 km. Hingga akhir Maret 2023, Mitratel memiliki total aset kabel serat optik sepanjang 25.509 km.

Mitratel juga sedang menggarap bisnis Power To The Tower. Teddy mengatakan model bisnis Power to The Tower ini adalah penyediaan sumber energi on grid (terkoneksi dengan sumber energi utama) maupun off grid (jaringan yang tidak terhubung ke listrik PLN) di lokasi (site) menara telekomunikasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement