REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sepanjang perdagangan Rabu (3/5/2023). Di pengujung sesi kedua, IHSG berakhir di level 6.812,72 atau terkoreksi sebesar 0,74 persen.
Sektor energi mengalami pelemahan terdalam dan diikuti oleh industri, transportasi dan logistik, barang baku, kesehatan, teknologi, keuangan, dan infrastruktur. Total nilai transaksi yang diperdagangkan sebesar Rp 10,48 triliun.
IHSG melemah sejalan dengan gerak indeks global yang mengalami tekanan jelang FOMC. "Hal ini menunjukan adanya kekhawatiran pasar mengenai ruang kenaikan suku bunga di tengah krisis perbankan yang belum berakhir," kata Pilarmas Investindo Sekuritas, Rabu (3/5/2023).
Melihat kondisi saat ini, Pilarmas memproyeksi sejumlah bank masih berpotensi mengalami kejatihan dalam jangka pendek dan menengah. Endemi yang dinilai menjadi katalis positif bagi perbankan ternyata masih butuh waktu dalam memulihkannya.
Apalagi kenaikan suku bunga agresif menjadi faktor yang sangat mempengaruhi krisis perbankan di kawasan AS. Gejolak di pasar keuangan ini pun kembali mengangkat harga emas ke level 2.000 dolar AS per troy ounce.
"Sentimen tersebut cukup kuat hingga mengabaikan katalis positif dalam negeri yang melanjutkan penurunan inflasi tahunan dan kenaikan kinerja manufaktur," kata Pilarmas Investindo Sekuritas.
Sepanjang hari ini, Indeks LQ45 bergerak melemah. Saham–saham yang mendominasi penguatan diantaranya AMRT, ICBP, CPIN, INDF, dan ANTM. Sedangkan saham–saham yang mendominasi penurunan diantaranya BBCA, BBRI, UNTR, GOTO, dan TLKM.