REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Bank BJB optimistis mampu menangkap peluang pertumbuhan kredit yang terestimasi meningkat di 2023. Pada 1Q 2023, pertumbuhan kredit dan pembiayaan Bank BJB secara year on year (yoy) tumbuh 10,8 persen atau menjadi Rp 116,45 trilliun.
Pertumbuhan itu terjadi pada seluruh segmen kredit, baik konsumer maupun business segmen. Optimisme itu disampaikan Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi dalam analyst meeting 1Q 2023 di Bandung, Rabu (3/5).
Kata Yuddy, hasil survei yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan optimisme terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Diproyeksikan, pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2023 sebesar 10,4 persen yoy, tumbuh positif meski tidak setinggi realisasi pertumbuhan kredit di tahun lalu.
Optimisme Bank BJB, sebut Yuddy, antara lain didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi, serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit. Menurutnya, faktor suku bunga menjadi tantangan bagi sektor perbankan, karena dampak dari kenaikan suku bunga acuan yang sudah naik sebesar 225 basis poin sejak pertengahan 2022.
Oleh karenanya, lanjut dia, perseroan fokus dalam mendorong pendapatan lainnya melalui produk layanan berbasis fee based income, ekosistem digital, produk layanan berbasis teknologi dan wealth management. ‘’Pertumbuhan bisnis Bank BJB di awal tahun 2023 fokus mengambil langkah yang lebih selektif untuk pertumbuhan kredit yang berkualitas sekaligus berupaya menjaga yield yang memadai,’’ ujar Yuddy.
Mengawali 2023, bisnis konsumer Bank BJB menyumbang sebagian besar porsi penyaluran kredit yang dilakukan terus bertumbuh dengan tingkat non performing loan (NPL) yang terjaga sangat baik.
Dijelaskan Yuddy, dalam mengimbangi kebijakan suku bunga acuan yang terus mengalami kenaikan, Bank BJB terus melakukan manajemen likuiditas yang baik, agar likuiditas tetap ample dengan biaya dana yang manageable, sehingga lebih efisien dalam biaya dana.
Berbagai kondisi keuangan Bank BJB yang semakin membaik tersebut, didukung berbagai perbaikan di sektor kredit. Di 1Q 2023, kredit konsumer tumbuh 5,8 persen yoy menjadi Rp 66,2 trilliun, yang merupakan segmen dengan porsi terbesar yaitu 61,1 persen terhadap total kredit yang disalurkan.
Pada segmen KPR terus tumbuh khususnya pada KPR bersubsidi, sehingga mendorong pertumbuhan sebesar 16,3 persen yoy menjadi Rp 9,4 trilliun. Adapun untuk tahun 2023 Bank BJB memeroleh kuota FLPP sebanyak 8.000 unit.
Di sektor UMKM tumbuh 10,3 persen menjadi Rp 6,8 trilliun. Sektor ini didorong oleh penyaluran mikro yang tumbuh dengan baik, yakni 20 persen yoy, termasuk di dalamnya penyaluran KUR, dan Bank BJB tahun ini diberikan kuota sebesar Rp 3 trilliun.