REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Pengelola penangkaran penyu di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Bali, menghadapi kesulitan pasokan pakan berupa rumput laut. Sebab, rumput laut tak banyak pembudidayaan.
"Rumput lautnya susah kami cari, kata pemilik penangkaran penyu Tambaksari, Made Sutama di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (3/5/2023).
Pihaknya melakukan konservasi terhadap 13 penyu hijau (Chelonia mydas) yang makanan utamanya adalah rumput laut. Made menjelaskan, per hari, rata-rata menghabiskan hingga 10 karung rumput laut.
Tiap karung rumput laut memiliki berat sekitar 15 kilogram. Made menyebut, harganya mencapai sekitar Rp 30 ribu per karung.
Selama ini, pasokan rumput laut didapatkan dari nelayan di kawasan Tanjung Benoa, Bali yang juga memasok untuk enam penangkaran penyu lainnya di kawasan wisata bahari itu. Di sisi lain, lanjut dia, pihaknya juga menerima sebanyak 21 ekor penyu hijau titipan yang merupakan hasil sitaan Polda Bali.
Bertambahnya jumlah penyu, menurut Made, membutuhkan pasokan rumput laut lebih banyak. Untuk itu, pihaknya juga membutuhkan dukungan bantuan pasokan dari pihak-pihak terkait untuk memastikan kelangsungan pakan satwa terancam punah itu selama berada di penangkaran.
Ada pun ukuran penyu tersebut bervariasi hingga berukuran panjang sekitar 100 cm dengan usia hingga diperkirakan sekitar 70 tahun. Kawasan penangkaran penyu di Tanjung Benoa menjadi salah satu daya tarik wisata terutama yang berada di dekat Pulau Pudut.