REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ada saja orang yang memusuhi kita meskipun berbuat kebaikan. Mereka adalah orang-orang yang hasad terhadap kita. Apa pun yang diperbuat pasti mereka tidak menyukainya. Ketika sudah tidak suka, mereka berpotensi melakukan sesuatu yang membahayakan kita. Lalu bagaimana cara menghadapi orang semacam itu?
Keturunan Rasulullah dari Hasan as-Sibthi bin Ali bin Abi thalib wa Fathimah az-Zahra, al-Imam Abu Hasan Syadzili kerap membaca doa berikut ini, doa yang merupakan potongan dari Hizib Bahar, yang dia amalkan ketika berada dalam kesulitan saat menumpangi perahu layar.
اَللَّهُمَّ يَسِّرْلَنَا اُمُوْرَنَا. مَعَ الرَّاحَةِ لِقُلُوْبِنَا وَاَبْدَانِنَا وَالسَّلاَمَةِ وَاْلعَافِيَةِ فِى دِيْنِنَا وَدُنْيَانَا . وَكُنْ لَنَا صَاحِبًا فِى سَففَرِنَا وَخَلِيْفَةً فِى اَهْلِنَا, وَاطْمِسْ عَلَى وُجُوْهِ اَعْدَائِنَا. وَامْسَخْهُمْ عَلَى مَكَانَتِهِمْ فَلاَ يَسْتَطِيْعُوْنَ اْلمُضِيَّ وَلاَااْلمجَيْءَ اِلَيْنَا
Allahumma yassir lana umurana maa’r rahati li qulubina wa abdanina was salamati wal '‘fiyati fi dinina wa dunyana. Wa kun lana shahiban fi safarina wa khalifatan fi ahlina. Wa athmis 'ala wujuhi a'daina. wamsakh hum 'ala makanatihim. Fala yastathiunal mudhiyya wa lal majia ilayna.