REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sejumlah mahasiswa Sudan asal Sulawesi Selatan kembali tiba di Makassar, yakni berjumlah 13 orang dari kloter 3 dan 4 yang telah dievakuasi dari negara konflik tersebut.
"Sekarang yang datang ini 13 orang, kloter 3 dan 4, kloter 3 ada 11 orang, kemarin datang kloter 4, yakni 2 orang, sekalian kita gabung. Jadi yang datang hari ini 13 orang," kata Kaban Kesbangpol Sulsel Muh Firda di Makassar pada penerimaan mahasiswa Sudan asal Sulsel, Rabu.
Sebelumnya, Ahad (30/4/2023), sebanyak 16 orang WNI yang tergabung dalam kloter 1 telah tiba di Makassar dan Selasa (2/5/2023), sebanyak 10 orang mahasiswa yang tergabung di kloter 2 juga tiba di Makassar.
Sehingga, total warga Sulsel yang telah dievakuasi dari Sudan sebanyak 39 orang yang didominasi oleh mahasiswa sekitar 31 orang dan selebihnya merupakan pekerja.
Firda memastikan bahwa sudah tidak ada lagi WNI asal Sulsel yang bertahan di Sudan. Itu merujuk pada data dari Kementerian Luar Negeri. Dengan kata lain, tidak ada sumber data lain di luar Kementerian Luar Negeri.
Mereka yang dipulangkan akan diverifikasi terlebih dahulu bersama Kementerian Dalam Negeri di Pondok Gede, Jakarta. Sehingga setiap WNI yang dievakuasi dari Sudan akan transit di Pondok Gede.
"Sementara ini, sudah tidak ada (warga Sulsel di Sudan), karena ini yang terakhir. Ini yang kloter 3 dan 4 sudah naik pesawat hercules, difasilitasi karena disana masih rawan bisa ditembak. Kloter 1 dan 2 itu naik kapal," kata Firda.
Terkait pendidikan mahasiswa Sudan ini, pihak Pemprov Sulsel mulai menjajaki pembicaraan dengan pihak Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar.
Firda menyebut sekitar 25 mahasiswa telah mengiyakan untuk melanjutkan pendidikan di UIN, tapi jumlah ini belum pasti.
Meski demikian, Firda mengakui bahwa terkait kelanjutan pendidikan mahasiswa Sudan ini diserahkan kembali ke masing-masing individu. Sebab ada pula tawaran dari Uni Emirat Arab.
"Uni Emirat Arab mensponsori yayasan yang ditempati Mahasiswa asal WNI, gratis SPP, tempat tinggal, dan makan. Tapi biayanya transportasi ditanggung masing-masing," ujar Firda.