Kamis 04 May 2023 09:51 WIB

Rupiah Naik Usai The Fed Beri Sinyal Jeda Kenaikan Suku Bunga

The Fed memberikan sinyal untuk jeda kenaikan suku bunga acuan.

Petugas menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Rupiah pada Kamis (4/5/2023) pagi dibuka meningkat 107 poin atau 0,73 persen ke posisi Rp 14.585 per dolar AS.
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Rupiah pada Kamis (4/5/2023) pagi dibuka meningkat 107 poin atau 0,73 persen ke posisi Rp 14.585 per dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Kamis, naik setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed memberikan sinyal untuk jeda kenaikan suku bunga acuan. Rupiah pada Kamis (4/5/2023) pagi, dibuka meningkat 107 poin atau 0,73 persen ke posisi Rp 14.585 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.692 per dolar AS.

"Hari ini kami perkirakan rupiah akan tetap stabil dengan kecenderungan menguat. Faktor utama adalah sinyal dari The Fed untuk menghentikan kenaikan suku bunga," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto kepada Antara di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Dolar tergelincir terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya di awal sesi Asia pada Kamis pagi, setelah Federal Reserve AS atau The Fed membuka pintu untuk jeda dalam siklus pengetatan agresifnya, meskipun pasar diterpa oleh penghindaran risiko di tengah kehancuran saham-saham bank regional AS.

The Fed pada Rabu (3/5/2023) menaikkan suku bunga acuan overnight sebesar seperempat persentase poin, seperti yang diharapkan, tetapi dalam melakukannya menghapus bahasa pernyataan kebijakannya bahwa pihaknya "mengantisipasi" kenaikan suku bunga lebih lanjut akan diperlukan.

Itu mengirim dolar AS turun secara luas dan imbal hasil obligasi pemerintah meluncur, dengan para pedagang mengambil komentar sebagai sinyal untuk sebuah puncak suku bunga AS telah tercapai dan pindah memperkirakan, penurunan suku bunga akhir tahun ini.

Rully memperkirakan besar peluang suku bunga AS akan ditahan pada 5,25 persen pada pertemuan Federal Open Market Committee atau dewan rapat kebijakan Bank Sentral AS pada Juni 2023.

Sementara dari dalam negeri, ia menuturkan pasar menantikan rilis data Produk Domestik Bruto kuartal pertama 2023.

Ia memproyeksikan rupiah akan diperdagangkan pada kisaran Rp 14.665 per dolar AS hingga Rp 14.725 per dolar AS. Pada Rabu (3/5/2023) rupiah ditutup menguat 22 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.692 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.714 per dolar AS.

 

 

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement