REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang menyatakan berdasarkan data sementara dan laporan awal, kerugian akibat kebakaran di pusat perbelanjaan Malang Plaza pada 2 Mei 2023 mencapai Rp 56 miliar.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang Prayitno mengatakan nilai kerugian sebesar Rp 56 miliar dan ini merupakan data awal dan asumsi berdasarkan laporan dari para pelaku usaha pada pusat perbelanjaan tersebut.
"Data awal dihitung itu Rp 56 miliar, itu asumsi kasar dari laporan yang masuk dan kami hitung secara manual," katanya.
Ia menjelaskan, nilai kerugian yang mencapai Rp 56 miliar itu belum termasuk kerugian dari keberadaan bioskop Cinema 21 dan Variety Department Store yang merupakan penjual pakaian yang beroperasi di lantai dua Malang Plaza.
Menurut dia, data-data yang diterima BPBD Kota Malang tersebut juga masih terus berkembang. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 145 pelaku usaha yang telah melaporkan dampak dari peristiwa kebakaran tersebut.
"Untuk jumlah pelapor sebanyak 145 pelaku usaha. Kerugian yang dicatat saat ini, belum termasuk Cinema 21 dan Variety," ujar dia.
Selain itu, pihaknya saat ini juga tengah melakukan komunikasi dengan pihak manajemen pusat perbelanjaan tersebut untuk menyandingkan data jumlah pelaku usaha yang ada di pusat perbelanjaan itu.
"Kami sudah bertemu, dalam konteks menyandingkan data pelaku usaha. Sementara untuk Variety dan Cinema 21 belum," katanya.
Berdasarkan data yang diterima BPBD Kota Malang, nilai kerugian dari setiap pelaku usaha yang dilaporkan berkisar mulai dari Rp 6 juta hingga Rp 7 miliar. Malang Plaza terbakar pada Selasa (2/5/2023) sekitar pukul 00.30 WIB.
Pusat perbelanjaan tersebut merupakan salah satu sentra jual beli telepon genggam dan juga terdapat ritel pakaian dan bioskop. Data sementara, di pusat perbelanjaan itu ada kurang lebih sebanyak 63 unit kios yang terbakar, selain juga area pusat perbelanjaan pakaian, bioskop dan tempat berjualan makanan atau pujasera.