Kamis 04 May 2023 14:09 WIB

Soal Tuduhan ke Anak Yasonna, Mahfud: Saya tak Perlu Turun, Selesai di Teknis

Mahfud menilai, masalah tersebut merupakan persoalan sederhana.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Teguh Firmansyah
Menko Polhukam yang juga Ketua Komite Koordinasi Nasional PP TPPU Mahfud MD.
Foto: Republika/Prayogi
Menko Polhukam yang juga Ketua Komite Koordinasi Nasional PP TPPU Mahfud MD.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menyebut tidak perlu turun tangan terkait isu anak Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H Laoly yang dituding melakukan monopoli bisnis di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas). Masalah ini disebut Mahfud bisa diselesaikan di tingkat teknis. 

"Saya enggak yang harus turun tangan yang begitu, bisa diselesaikan di tingkat teknis Eselon 1," kata Mahfud di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kabupaten Sleman, DIY, Kamis (4/5/2023).

Baca Juga

Mahfud menuturkan, masalah tersebut merupakan masalah sederhana. Dengan begitu, persoalan tersebut tidak harus diselesaikan oleh Kemenko Polhukam. "Itu sudah ada mekanisme dijalankan, itu kan masalah sederhana," ujar Mahfud.

Terkait dengan anak Menkumham yakni Yamitema Laoly yang dituding melakukan monopoli bisnis di lapas, Mahfud menegaskan bahwa hal tersebut juga sudah dijelaskan oleh Yasonna. 

Isu tersebut menyeruak di linimasa Twitter hasil perkembangan dari potongan wawancara artis Tio Pakusadewo dan Uya Kuya. Tio memang sempat buka-bukaan mengenai kabar anak menteri dalam bisnis di lapas. Namun Tio enggan menyebut nama tertentu yang dimaksudnya.

Mahfud juga menekankan, dalam wawancara artis tersebut tidak menyebut siapa menteri yang dialamatkan. "Kan memang nyebutnya putra seorang menteri, bukan putra Menkumham, jadi kita enggak tau menterinya siapa yang (melakukan monopoli) bisnis itu," jelas Mahfud.

Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly membantah tudingan terhadap anaknya, Yamitema Laoly, yang disebut melakukan monopoli bisnis di lembaga pemasyarakatan (lapas). "Ah, bohong besar itu. Enggak ada. Nanti ada keterangan dari kalapasnya," ujar Yasonna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/5).

Yasonna menjelaskan, Jeera Foundation merupakan yayasan yang melakukan pembinaan dan pelatihan terhadap narapidana. Yayasan tersebut, kata dia, memang memiliki kerja sama dengan beberapa lapas. Selain itu, yayasan tersebut juga pernah meminta Tio Pakusadewo untuk menjadi pelatih.

"Itu kan Tio pernah dua kali di sana. Dia juga pernah dipakai Jeera menjadi pelatih. Jadi, Jeera itu yayasan yang membina napi, barista, (kerajinan) kulit, mereka memang ada kerja sama dengan koperasi di tempat dia itu. Tio pernah diminta pelatih," kata Yasonna.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement