REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Supari mengatakan reformasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) berpotensi mempercepat upaya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk naik kelas.
"Perubahan skema subsidi bunga dan prioritas alokasi sektor KUR kepada bisnis segmen mikro akan mempercepat proses inklusi keuangan serta mendorong munculnya sumber pertumbuhan ekonomi baru," ungkap Supari dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (4/5/2023).
Untuk merespons kebijakan skema subsidi bunga KUR yang tertuang dalam Peraturan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian terbaru, ia menyebutkan bisnis segmen mikro BRI telah menyiapkan strategi soft landing KUR. Salah satunya melalui shift back dan rejuvenasi produk pembiayaan.
Selain itu, peningkatan kualitas layanan pembiayaan juga telah dilakukan perseroan melalui digitalisasi proses bisnis guna mempercepat layanan kepada masyarakat.
Supari menuturkan, KUR telah mengalami transformasi yang sangat signifikan. Yakni berubahnya skema KUR generasi pertama dengan Imbal Jasa Penjaminan (IJP) sejak 2007 hingga 2014. Kemudian ke KUR generasi kedua melalui subsidi bunga sejak 2015 hingga saat ini.
Dalam rangka mengurangi Dead Weight Loss (DWL) atau kehilangan pasar potensial yang terjadi dan melihat perbaikan aktivitas ekonomi serta ekspektasi UMKM semakin optimis di masa mendatang, Kemenko Perekonomian mengeluarkan kebijakan baru terkait KUR 2023. Kebijakan tersebut menegaskan penerapan tingkat suku bunga KUR diberikan secara berjenjang hingga pembatasan terhadap pengajuan nasabah KUR yang melakukan pengajuan berulang.
Menurut dia, upaya ini mampu menjadi win-win solution bagi pemerintah yang mampu menghemat biaya pengeluaran negara. Begitupun pelaku usaha mikro yang masih dapat menikmati subsidi bunga KUR guna meningkatkan kapasitas usahanya.
BRI sebagai penyalur KUR terbesar, mampu menyalurkan KUR hingga Rp 252,4 triliun pada 2022 yang terdiri dari KUR super mikro sebesar Rp 5,51 triliun, KUR mikro sebesar Rp 215,3 triliun, dan KUR kecil sebesar Rp 30 triliun.
Pada kuartal I 2023, terlihat pertumbuhan pembayaran kredit komersial segmen mikro BRI sebesar 29 persen dan jumlah nasabah mengalami kenaikan signifikan lebih dari 42 persen dibanding periode sama tahun lalu. Capaian tersebut menunjukkan telah terjadi peningkatan usaha terhadap pelaku usaha mikro yang lebih komersial.
Bisnis segmen mikro BRI menyumbang kontribusi hampir 48 persen atau Rp 563,4 triliun dari total penyaluran kredit BRI. Langkah lain, BRI juga mendorong 60 persen penyaluran pembiayaan untuk berfokus pada sektor produksi yang memiliki dampak berganda lebih besar terhadap aktivitas ekonomi.
"Sebagai komitmen terhadap pemberdayaan pelaku usaha mikro untuk lebih tangguh, perseroan menyiapkan berbagai produk dan layanan pembiayaan mikro yang dapat diakses oleh masyarakat luas," kata Supari.