REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kunjungan wisatawan domestik ke sejumlah daya tarik wisata (DTW) di Provinsi Jawa Tengah terpantau mengalami penurunan selama libur Lebaran 1444 Hijriyah atau tahun 2023 ini.
Hal ini dipengaruhi oleh tren masyarakat yang cenderung memilih mengisi masa libur keagamaan tersebut dengan kegiatan bersilaturahim dengan keluarga serta sanak saudara daripada berwisata.
Kabid Pemasaran Wisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Setyo Irawan mengungkapkan, akumulasi kunjungan wisatawaan domestik ke berbagai DTW yang ada di Jawa Tengah periode 15 April 2023 sampai dengan hari ini mencapai 3.953.914 orang.
Namun jumlah tersebut masih angka sementara. “Karena beberapa kabupaten/kota ada yang belum melaporkan data jumlah kunjungan wisatawan domestik, selama masa libur Lebaran yang baru saja berakhir," ungkapnya di Semarang, Kamis (4/5).
Artinya, masih kata Setyo, angka riil jumlah kunjungan wisatawan domestik ke sejumlah DTW yang ada di Provinsi Jawa Tengah selama libur Lebaran tahun ini bisa mencapai 4 juta orang lebih.
Kendati begitu, Disporapar Provinsi Jawa Tengah mencatat terjadinya penurunan jumlah kunjungan wisatawan domestik, jika dibandingkan dengan masa libur Lebaran pada tahun 2022 yang total mencapai 5,3 juta orang.
Perubahan tren di masyarakat dalam memanfaatkan masa libur hari besar keagamaan pada tahun 2023 ini menjadi salah satu penyebabnya. "Pada libur Lebaran tahun ini, masyarakat cenderung mengisi dengan kegiatan bersilaturahim denan sanak saudara, ketimbang berwisata," katanya.
Semakin baiknya kondisi infrastruktur akses jalan, juga turut mempengaruhi minat masyarakat untuk mengutamakan acara bersilaturrahim, setelah sebelumnya terkendala akibat dua tahun dilanda pandemi.
Sehingga, lanjut Setyo, jika dibandingkan dengan kunjungan wisatawan domestik pada momentum libur Lebaran tahun 2022 untuk tahun ini mengalami penurunan hingga mencapai kisaran 28 persen.
“Terkait hal ini, Disporapar Provinsi Jawa Tengah akan melakukan evaluasi dengan para pemangku kepentingan dan stakeholder terkait, dalam hal ini pelaku wisata maupun pengelola DTW," katanya.