Jumat 05 May 2023 00:05 WIB

BMW tak akan Turunkan Harga Mobil Listriknya di China

BMW akan menaikkan harga beberapa mobil di tingkat global.

Logo produsen mobil asal Jerman BMW.
Foto: Reuters
Logo produsen mobil asal Jerman BMW.

REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN- BMW tidak akan memotong harga kendaraan listrik (EV) di China walaupun persaingan sangat ketat. BMW malah berencana menaikkan beberapa harga mobil di tingkat global, untuk membantu mengatasi biaya produksi EV yang lebih tinggi.

 

Baca Juga

Pernyataan BWM yang disampaikan pada Kamis (4/5/2023) tersebut menyusul telah dikeluarkannya menyusul hasil kuartal pertama 2023. Pembuat mobil asal Jerman tersebut melaporkan margin pendapatan yang lebih tinggi untuk segmen mobilnya, sebesar 12,1 persen naik dari 8,9 persen tahun sebelumnya,. Akan tetapi prospeknya tetap tidak berubah dalam menghadapi biaya tinggi yang sedang berlangsung dan persaingan yang meningkat.

 

BMW mengatakan pada bulan Maret bahwa mereka bermaksud untuk menjaga harga tetap stabil tahun ini setelah dua tahun menerapkan kenaikan biaya kepada pelanggan, tetapi Chief Financial Officer Nicolas Peter mengatakan beberapa kenaikan yang lebih moderat masih dapat diharapkan.

 

"Jika masuk akal, kita bisa menyesuaikan harga di sana-sini," kata Peter, yang mulai bulan ini akan digantikan oleh Walter Mertl.

 

Peter dan Kepala Eksekutif Oliver Zipse memberikan nada hati-hati pada prospek ekonomi global dalam beberapa bulan mendatang seraya menyebut lingkungan bergejolak dan tegang.

 

"Banyak ahli berasumsi bahwa bidang ekonomi utama cenderung semakin menjauh - baik dari perspektif politik dan teknologi, dan juga berkaitan dengan peraturan," kata Zipse.

 

Penjualan turun 1,9 persen di Eropa dan turun 6,6 persen di China, disebabkan oleh inflasi dan efek samping dari pandemi virus korona. “Tapi tren kenaikan terlihat pada bulan Maret dan April,” kata BMW.

 

Mengejar strategi ringfence di setiap wilayah akan memungkinkan pembuat mobil untuk mengkompensasi kelemahan di satu pasar melalui pendapatan dari pasar lain, kata Zipse, menunjuk kesulitan di China yang diimbangi pada kuartal pertama dengan kinerja AS yang lebih kuat.

 

Daniel Roeska dari Bernstein Research menulis dalam sebuah catatan bahwa pasar mungkin mempertanyakan mengapa BMW tidak menaikkan prospeknya mengingat peningkatan margin mobil.

 

"BMW memiliki reputasi untuk memimpin dengan sangat konservatif ... pertanyaan utama bagi sebagian besar investor, seperti rekan Mercedes-Benz, adalah apakah kenaikan harga perlu terjadi beberapa waktu kemudian tahun ini," kata Roeska.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement