Jumat 05 May 2023 12:09 WIB

Merasa Kesepian? Coba Solusi Ini

Perasaan kesepian ternyata dapat memengaruhi suasana hati dan emosi.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Natalia Endah Hapsari
 Kesepian dan isolasi sosial telah diperparah oleh pandemi Covid-19. (ilustrasi)
Foto: superjuniorff2010.wordpress.com
Kesepian dan isolasi sosial telah diperparah oleh pandemi Covid-19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Manusia tidak dapat menyangkal bahwa dirinya adalah makhluk sosial. Jika kita terasing dari rasa kebersamaan, atau tidak memiliki perasaan itu, hal ini merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat. Perasaan terasing itu dapat menyebabkan banyak sekali efek kesehatan bagi individu.

Menurut kantor US Surgeon General, kondisi perasaan terasing itu membutuhkan kesadaran dan tindakan segera. Kesepian dan isolasi sosial telah diperparah oleh pandemi Covid-19. Namun, laporan itu menunjukkan kesepian sebagai masalah kesehatan masyarakat. Perasaan kesepian atau isolasi sosial yang terus-menerus ternyata dapat memengaruhi suasana hati dan emosi, serta menyebabkan gejala kecemasan dan depresi, bahkan meningkatkan risiko kondisi kesehatan lainnya, termasuk penyakit jantung dan demensia.

Baca Juga

"Kesendirian jauh lebih dari sekadar perasaan buruk, itu membahayakan kesehatan individu dan masyarakat," perwakilan US Surgeon General, Vivek Murthy dalam surat yang membuka peringatan tersebut dilansir CNET, Jumat (5/5/2023).

Dia menjabarkan kesepian terkait dengan risiko penyakit kardiovaskular, demensia, strok, depresi, kecemasan, dan kematian dini yang lebih besar. Dari segi kematian, atau bagaimana sesuatu berkontribusi pada risiko kematian, Murthy melanjutkan bahwa kesepian memiliki efek serupa dengan merokok hingga 15 batang per hari. Kesepian memiliki risiko lebih besar daripada obesitas atau kurangnya aktivitas fisik.

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang terisolasi dari orang lain, atau merasa kesepian terus-menerus. Beberapa di antaranya diuraikan dalam imbauan tersebut, termasuk menyusutnya jejaring sosial, meningkatnya penggunaan media sosial, dan orang-orang merasa terpolarisasi satu sama lain karena perbedaan ideologi. Perasaan kesepian dan keterasingan juga memengaruhi orang-orang secara tidak merata, misalnya orang tua dan muda, orang dengan kesehatan yang buruk, orang tua tunggal, orang yang tinggal sendiri, orang yang tidak punya banyak uang, dan orang cacat mungkin berisiko lebih tinggi.

Mungkin sulit untuk menguraikan bagaimana kesepian dan kesehatan berhubungan langsung, karena faktor lain yang mencegah risiko penyakit kronis, seperti aktivitas fisik, menyiapkan makanan bergizi, dan bahkan membuat janji dengan dokter seringkali jauh lebih sulit dilakukan, ketika Anda tidak memiliki dukungan atau bantuan dari orang lain. Kurangnya akses ke layanan perawatan kesehatan juga dapat lebih berdampak pada kelompok tertentu, seperti orang dewasa yang lebih tua dan penyandang disabilitas.

Namun kesepian dan stres yang menyertainya juga bisa berdampak langsung pada kesehatan. Kesepian mengaktifkan sistem saraf simpatik, yang dapat menyebabkan peningkatan hormon stres, peradangan dalam tubuh, dan hipertensi. Kesepian juga dapat mempengaruhi tidur Anda, yang pada gilirannya mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan.

Jika Anda merasa kesepian, Anda tidak sendirian. Menurut penasihat dari ahli bedah umum, sekitar setengah dari orang dewasa AS dilaporkan merasa kesepian dalam beberapa tahun terakhir. Merasa kesepian atau terisolasi bisa datang dari perasaan bahwa Anda tidak berhubungan dengan orang lain atau komunitas. Merasa "terhubung" dapat muncul melalui hal-hal seperti berbicara dengan seseorang dan merasa mereka memahami Anda, yang memiliki pengalaman menyenangkan dengan orang lain, atau melakukan tindakan kebaikan untuk seseorang dan merasa senang karena fakta bahwa Anda membuat orang lain merasa baik.

Untuk menjalin hubungan yang lebih menyenangkan atau bermakna dan mengalahkan perasaan kesepian, salah satu hal yang dapat Anda lakukan adalah bergabung dengan klub atau grup di sekitar sesuatu yang benar-benar Anda sukai. Anda juga dapat bergabung dengan kelompok pendukung, bahkan mungkin kelompok tatap muka di tempat Anda tinggal. Jika Anda memiliki gejala kecemasan atau depresi, Anda juga dapat mempertimbangkan terapi dari seorang profesional. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement