Jumat 05 May 2023 12:41 WIB

Tingkat Mutu Pendidikan, Unkris Kerja Sama dengan TSUE Uzbekistan

Unkris jalin kerja sama dengan kampus terbesar Uzbekistan bereputasi internasional.

 Rektor Unkris Dr Ayub Muktiono (kanan) menandatangani kerja sama dengan Rektor TSUE Uzbekstan K.A. Sharipov, Kamis (4/5/2023).
Foto: unkris.
Rektor Unkris Dr Ayub Muktiono (kanan) menandatangani kerja sama dengan Rektor TSUE Uzbekstan K.A. Sharipov, Kamis (4/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Krisnadwipayana (Unkris) memperluas kerja sama dengan para mitra terutama di kancah internasional, salah satunya dengan Tashkent State University of Economics (TSUE) Uzbekistan. Kerja sama itu dalam rangka mendorong peningkatan mutu pendidikan, pengajaran, riset dan sumber daya manusia (SDM) sekaligus sebagai bagian dari upaya mempercepat Unkris menjadi universitas unggulan pada 2025.

Perjanjian kerja sama ditandatangani oleh Rektor Unkris Dr. Ayub Muktiono dan Rektor TSUE K.A. Sharipov pada kunjungan kerja delegasi Unkris di kampus tersebut pada Kamis (4/5/2023). Turut mendampingi Rektor Unkris, Dekan Fakultas Teknologi (FT) Dr. Harjono Padmono Putro, ST, M.Kom dan Dekan Fakultas Ekonomi (FE) Dr. H. Imam Wibowo, SE., M.Si.

Kesepakatan kerja sama didasari oleh keinginan oleh dua perguruan tinggi tersebut untuk memperkuat kemitraan dalam berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, budaya, penelitian, pengabdian masyarakat, pengembangan kelembagaan, peningkatan SDM, dan layanan bisnis.

Tashkent State University of Economics (TSUE) merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi terbesar di bidang ekonomi di Uzbekistan dan di Asia Tengah. Ini adalah bekas Institut Ekonomi Tashkent. Universitas yang berdiri sejak 1931 ini memiliki lima fakultas dengan 28 program studi dan lebih dari 10 ribu mahasiswa serta 600 staf pengajar. TSUE merupakan salah satu universitas ekonomi terbesar di Asia Tengah.

"Tujuan kerja sama ini untuk meningkatkan dan mengembangkan kolaborasi ilmiah, khususnya dalam lingkup pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di antara kedua institusi,” kata Rektor Unkris Dr Ayub Muktiono dalam keterangan tertulisnya yang diterima pada Jumat (5/5/2023).

Menurut Dr Ayub, untuk mempercepat Unkris sebagai universitas unggulan pada 2025, berbagai langkah dan terobosan kerja sama terutama dengan perguruan tinggi asing terus diperluas lingkupnya. Kerja sama kemitraan dengan TSUE, lanjut dia, tidak terlepas dari peran Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LDIKTI) wilayah III yang telah memfasilitasi pertemuan hingga pada akhirnya tercapai kesepakatan kerja sama.

Rektor Unkris itu berharap kesepakatan kerja sama ini tidak sekadar seremoni, tetapi harus segera disusun aksi-aksi nyata baik di tingkat universitas, fakultas, maupun lembaga-lembaga yang ada di lingkup Unkris. "Kami menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi terbesar di Uzbekistan dengan reputasi internasional. Ini adalah kesempatan yang penting untuk kami manfaatkan guna mendorong lebih cepat kemajuan Unkris,” tegas dia.

Setidaknya terdapat 12 poin kerja sama yang disepakati antara Unkris dengan TSUE. Di antaranya adalah kerja sama ilmiah, meliputi kegiatan penelitian bersama di bidang yang menjadi kepentingan bersama dan sesuai dengan dana yang tersedia, termasuk dalam kerangka hibah dan program bilateral.

“Kami juga sepakat mengembangkan dan mengimplementasikan program pendidikan bersama (jaringan) dan program double degree. Termasuk pula pengembangan dan pelaksanaan program pendidikan profesi tambahan, pelatihan lanjutan, dan pelatihan ulang personel untuk mahasiswa dan dosen,” jelas Dr Ayub.

Selanjutnya, dua perguruan tinggi tersebut juga sepakat saling mengundang dosen dan peneliti untuk melakukan kegiatan pengajaran dan penelitian, melakukan program pertukaran dosen dan mahasiswa, menyelenggarakan konferensi dan symposium bersama, kolaborasi melalui program pascasarjana (program pascasarjana bersama, co management, magang, dan praktik penelitian dalam program pascasarjana).

Kerja sama lain akan dilakukan dalam bidang publikasi bersama pada jurnal ilmiah, kerja sama bidang perpustakaan, akses literatur pendidikan dan ilmu pengetahuan, dan juga materi pendidikan dan metolologi serta bentuk kerja sama lain yang saling menguntungkan.

Kedua belah pihak bersepakat untuk dapat menyusun perjanjian tambahan dan program kerja kerja sama, termasuk langkah-langkah khusus untuk pelaksanaan perjanjian dan kondisi pelaksanaannya, dan yang akan dipertimbangkan dan ditandatangani dalam dokumen terpisah. “Perjanjian ini berlaku selama lima tahun dan dapat diperbarui sesuai kesepakatan bersama,” kata Dr Ayub menjelaskan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement