REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri angkat bicara terkait pertemuan ketum partai politik bersama Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Menurut Megawati, dalam pertemuan itu, banyak dibahas soal perubahan bonus demografi.
"Nah, kemarin, waktu dikumpulkan ketum-ketum silaturahim kan kalo beritanya woah, politik apa yang dibicarakan? Nggak ada. Silaturahim, makan, sudah gitu, hanya bilang begini (perubahan demografi)," ujar Megawati ketika menyampaikan paparan dalam seminar bertajuk "Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru" di Badung, Bali, Jumat.
Ia mengungkapkan bahwa pada 2023 hingga 2036 menjadi peak time perubahan demografi untuk menjadikan Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju. "Kita itu demografi yang bagusnya bisa mengangkat, dari disebut negara berkembang menjadi negara maju. Itu demografi 2023 ini, lalu 13 tahun ke depan itu peak time-nya. Setelah itu surut," ujar Megawati.
Perhitungan tersebut merupakan hasil dari pembicaraan bersama Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, serta para ahli ekonomi. "Bahwa dunia sekarang mengalami perubahan demografi," ujar Megawati.
Dia menambahkan, perubahan demografi ini juga dialami oleh Indonesia dan waktu puncak Indonesia untuk mencapai titik perubahan dari negara berkembang menjadi negara maju berlangsung selama 13 tahun, yakni dari 2023 sampai 2036.
Oleh karena itu, guna memanfaatkan momentum perubahan demografi, Megawati mendorong seluruh jajaran pemerintah untuk dapat menciptakan masyarakat yang produktif.
Apabila momen puncak tersebut lewat, Megawati melanjutkan, fase selanjutnya adalah fenomena piramida terbalik, sebagaimana yang kini tengah dialami oleh Jepang, Korea Selatan, dan China.
Adapun yang dimaksud dengan piramida terbalik adalah jumlah masyarakat usia lanjut atau lansia melebihi jumlah masyarakat usia produktif. "Jadi, harus dipacu, bagaimana mereka bisa produktif. Maka kita bisa terangkat menjadi negara maju ke-4. (Yang pertama) China, India, Amerika, kita," katanya.
Megawati mengungkapkan bahwa topik inilah yang menjadi obrolan para ketua umum partai politik yang bersilaturahim dengan Presiden Joko Widodo, beberapa hari lalu.