REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang muslimah hendaknya menghiasi dirinya dengan sifat malu. Hal ini juga disebutkan dalam Alquran bahwa ada dua wanita yang pemalu pada surat Al-Qashas.
Dikutip dari buku Akhlak Wanita Muslimah karya Abu Ubaidah, Fenomena pahit yang terlihat sekarang kaum hawa dewasa ini mulai menanggalkan dan luntur sifat malunya, mereka tidak malu-malu untuk bergaul bebas dengan kaum adam. Bahkan mereka lebih agresif dalam pergaulan kepada lawan jenis. Tragisnya lagi, banyak dari kaum hawa yang berani mengumbar aurat di depan umum.
Dari Anas bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda,
إنَّ لِكُلِّ دينٍ خُلُقًا، و خُلُقُ الإسلامِ الحياءُ
“Setiap agama mempunyai budi pekerti. Dan budi pekertinya agama Islam adalah malu”. (HR.Ibnu Majah 4181. Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam as-Shahihah 940. Lihat pula Shahih Targhib 3/5)
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
الحياءُ منَ الإيمانِ ، والإيمانُ في الجنَّةِ ، والبَذاءُ منَ الجفاءِ ، والجفاءُ في النَّارِ
"Malu itu termasuk keimanan, dan keimanan membawa ke dalam surga. Sedangkan perbuatan keji termasuk kejelekan dan kejelekan tempatnya di neraka". (HR.Tirmidzi 2009 dan ia berkata, “Hadits Hasan Shahih”. Ahmad 2/501, Hakim 1/52, Ibnu Hibban 1929. al-Albani berkata dalam Shahih Targhib (3/4), “Hasan Shahih”. Lihat pula as-Shahihah 495)
Sifat asli wanita adalah malu. Karena sifat ini akan membawa kebaikan pada diri dan kehormatannya. Allah ﷻ berfirman:
وَلَمَّا وَرَدَ مَاۤءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ اُمَّةً مِّنَ النَّاسِ يَسْقُوْنَ ەۖ وَوَجَدَ مِنْ دُوْنِهِمُ امْرَاَتَيْنِ تَذُوْدٰنِۚ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا ۗقَالَتَا لَا نَسْقِيْ حَتّٰى يُصْدِرَ الرِّعَاۤءُ وَاَبُوْنَا شَيْخٌ كَبِيْرٌ . فَسَقٰى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلّٰىٓ اِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ اِنِّيْ لِمَآ اَنْزَلْتَ اِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيْرٌ
Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya) Musa berkata:
“Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak Kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”.
Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian Dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: “Ya Tuhanku Sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”. (QS.al-Qashas ayat 23-24)
Lihatlah bagaimana bagusnya sifat kedua wanita ini, mereka malu untuk berdesak-desakan dengan kaum lelaki untuk meminumkan ternaknya, lalu bagaimanakah dengan kaum wanita zaman sekarang?. Tidak cukup sampai disitu kebagusan akhlak kedua wanita tersebut, lihatlah bagaimana sifat mereka tatkala datang untuk memanggil musa, Allah melanjutkan firmanNya,
فَجَاۤءَتْهُ اِحْدٰىهُمَا تَمْشِيْ عَلَى اسْتِحْيَاۤءٍ ۖقَالَتْ اِنَّ اَبِيْ يَدْعُوْكَ لِيَجْزِيَكَ اَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَاۗ فَلَمَّا جَاۤءَهٗ وَقَصَّ عَلَيْهِ الْقَصَصَۙ قَالَ لَا تَخَفْۗ نَجَوْتَ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ
Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata, “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap kebaikanmu memberi minum ternak kami”. (QS.al-Qashash ayat 25)
Ayat yang mulia ini, menjelaskan bagaimana seharusnya kaum wanita untuk berakhlak dan bersifat malu. Allah mensifati gadis wanita yang mulia ini dengan cara jalannya yang penuh dengan rasa malu dan terhormat.
Amirul Mu’minin Umar bin Khathab mengatakan, “Gadis itu datang menemui Musa dengan pakaian yang tertutup rapat”.
Maka wahai para wanita, sadarlah dari kelalain ini, kembalilah ke jalan Rabbmu, janganlah kalian tertipu dengan jebakan, bujukan dan propaganda kaum kafirin barat yang ingin mengeluarkan para wanita dari sifat keasliannya. Wallahul Musta’an