REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah berpendapat kondisi perekonomian nasional saat ini sudah kembali mampu menyediakan lapangan pekerjaan. Tingkat pengangguran turun disebabkan perekonomian yang sudah mulai pulih.
"Yang kemarin terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) pada saat pandemi sudah kembali mendapatkan pekerjaan," kata Piter saat dihubungi di Jakarta, Jumat (5/5/2023).
Meski begitu, Piter melihat permasalahan pengangguran dalam jangka menengah panjang masih berpotensi menjadi bahaya besar. Pasalnya, ia menilai pertumbuhan perekonomian di kisaran 5 persen masih belum cukup untuk menyerap tambahan angkatan kerja baru yang mencapai 3 juta sampai 4 juta jiwa setiap tahun.
Oleh karena itu, Piter merekomendasikan pemerintah untuk mengupayakan perekonomian dapat tumbuh di atas 6 persen. Piter menggarisbawahi rekomendasinya itu berlaku untuk pemerintah saat ini maupun pemerintah mendatang.
"Pertumbuhan ekonomi harus diupayakan di atas 6 persen agar bonus demografi benar-benar menjadi anugerah, bukan menjadi bencana," kata Piter.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis di Jakarta, Jumat, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia turun 0,38 persen pada Februari 2023 bila dibandingkan dengan Februari 2022, yakni menjadi 5,45 persen dari 5,83 persen.
Secara jumlah, total pengangguran nasional turun sebanyak 0,41 juta orang, yaitu menjadi 7,99 juta orang pada Februari 2023 dari yang sebelumnya sebanyak 8,4 juta orang pada periode yang sama tahun lalu.
Menurut Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Edy Mahmud, menurunnya jumlah pengangguran di Indonesia turut didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang bergerak positif dengan capaian sebesar 5,03 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I-2023, sehingga jumlah lapangan kerja terus meningkat.
Dampak positif pertumbuhan ekonomi juga terjadi pada penyerapan tenaga kerja. Sepanjang Februari 2022 hingga Februari 2023, jumlah penyerapan tenaga kerja mencapai 3,02 juta orang, sehingga total penduduk yang bekerja mencapai 138,63 juta orang.
Jumlah tersebut terdiri dari pekerja penuh waktu sebanyak 92,16 juta orang, pekerja paruh waktu 36,88 juta orang, dan setengah pengangguran 9,59 juta orang.