REPUBLIKA.CO.ID, PADANG— Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin merespons pertanyaan wartawan terkait calon wakil presiden potensial yang mampu meraup suara umat Islam pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Kiai Ma'ruf meyakini calon presiden dan partai politik maupun gabungan parpol akan memilih cawapres yang dapat mendulang suara terbanyak, khususnya di kalangan umat Islam.
Namun demikian, Kiai Ma'ruf enggan menyebutkan sosok cawapres yang menurutnya paling potensial tersebut.
"Saya tidak bisa menyatakan ini itu, sangat subjektif ya. Masing-masing saya kira mereka pasti akan memilih cawapres yang potensial membawa mendulang suara, itu pasti. Nah siapannya itu saya belum tahu," ujar Kiai Ma'ruf dalam keterangan persnya di Universitas Negeri Padang, Kota Padang, Sumatra Barat, Jumat (5/5/2023).
Alih-alih menyebutkan tokoh, Kiai Ma'ruf justru meminta agar mengacu hasil elektabilitas cawapres yang dikeluarkan berbagai lembaga survei beberapa waktu terakhir.
"Mungkin yang lebih tahu itu lembaga survei ya, dari abcd ini kan ada calon-calonnya kan sering disebut si A si B potensial. Nah mana yang paling potensial itu yang paling diperebutkan kan di antara capres-capres ini," ujar Kiai Ma'ruf.
Karena itu, dia menilai capres dan partai dan gabungan parpol saat ini sedang menghitung cawapres yang dapat meraup suara.
"Untuk siapanya itu masing-masing lagi ngitung, kalau ini menyumbang suara berapa, kalau si ini menyumbang suara berapa, kalau ini lagi dalam kalkulasi-kalkulasi," ujarnya.
Lebih lanjut Wapres mendorong calon wakil presiden yang maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang sosok yang lebih muda.
Baca juga: Shaf Sholat Campur Pria Wanita di Al Zaytun, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Hukumnya
Meskipun tidak ada batasan usia untuk menjadi cawapres, Kiai Ma'ruf menyebut usia perlu dihitung. Dia mengaku sudah merasa cukup mengemban jabatan wakil presiden selama satu periode bersama Presiden Joko Widodo dan juga pejabat negara.
Selain itu, kata Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menilai banyak tokoh lain yang siap untuk menjadi cawapres. "Bagi saya seperti itu ya, supaya cari yang muda-muda, yang memang masih banyak dan siap untuk menjadi Wapres. Kan saya sudah 5 tahun, sudah umurnya sudah tua, bagaimanapun umur itu kan harus dihitung," ujarnya.
Namun demikian, meski memastikan tidak lagi maju di kancah politik di Pemilu mendatang, ia mengaku tak berhenti untuk mengabdi pada negara. Sebab, kata dia, mengabdi pada negara, tidak hanya dengan menjadi pejabat negara.
"Tidak berarti saya berhenti, saya terus berkiprah cuma bukan sebagai pejabat negara, bukan sebagai wakil presiden lagi, tetapi kan pengabdian itu tidak pernah berhenti sampai habis. Berhenti itu kalau kita sudah dipanggil, mengabdi without end, terus sampai akhir hayat," ujarnya.