REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang akan mengganti stiker visa dengan visa elektronik atau e-visa dinilai akan semakin memudahkan jamaah umroh.
Pengusaha Penyelenggara Perjalanan Umrah (PPIU) Taqwa Tours Rafiq Jauhari merespons baik kebijakan terbaru Kerajaan Arab Saudi soal e-visa. Ia mengatakan akan mendukung kebijakan tersebut yang akan memudahkan jamaah dalam melaksanakan umroh.
"Pemberlakuan e-visa ini memang sedang diperbincangkan oleh kami selaku pengelola travel haji dan umroh. Secara umum kami mendukung ini karena akan memudahkan proses penerbitan visa," kata Rafiq kepada Republika.co.id, Jumat (5/05/2023).
Bahkan Rafiq mengatakan kebijakan Arab Saudi sebelumnya tentang aplikasi biometrik untuk pengajuan visa, juga dinilai tidak terlalu merepotkan setelah ia mencoba mengoperasikan. Ia berharap kebijakan baru tentang e-visa tidak membuat jamaah harus mengeluarkan biaya lebih.
"Kalau memang hal ini dapat memudahkan jamaah, tentu kami sangat mendukung," katanya.
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengumumkan pada Kamis (4/5/2023) bahwa mereka akan mengganti stiker visa dengan visa elektronik atau e-visa di tujuh negara. Kementerian mengatakan, inisiatif baru untuk menggunakan e-visa dengan kode QR mulai berlaku pada 1 Mei 2023 di misi Kerajaan di Uni Emirat Arab, Yordania, Mesir, Bangladesh, India, Filipina, dan Indonesia.
Langkah tersebut dilakukan sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengotomatisasi prosedur dan meningkatkan kualitas layanan konsuler yang disediakan oleh kebijakan. Selain itu, untuk mengembangkan mekanisme pembuatan visa kerja, residensi, dan kunjungan
Kerajaan Arab Saudi telah memperbaiki prosedur visa dan melonggarkan aturan visa untuk menarik lebih banyak wisatawan dan bisnis asing. Itu juga muncul di tengah pembicaraan tentang kemungkinan visa regional bergaya Schengen terpadu di antara negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).